Disrupsi Digital, Usaha Mikro Didorong Segera Transformasi Bisnis

Kamis, 23 Juli 2020 - 20:23 WIB
loading...
Disrupsi Digital, Usaha...
Ilustrasi pelaku UMKM pembuatan tas. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri
A A A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Aviliani menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait kinerja kabinet Indonesia Maju dan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Dia mengatakan, new normal tidak bisa dianggap sebagai situasi normal, atau dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Saat ini, kata dia, perubahan konsumsi dan perilaku masyarakat menjadi signifikan. Perubahan ini menjadi fundamental untuk perekonomian berikutnya. Menilik bahwa akan terjadi perubahan ekonomi yang signifikan pula, perlu dipikirkan soal transformasi ekonomi.

"Contohnya ekonomi digital yang tadinya diprediksi dalam 10 tahun, ternyata pandemi ini mempercepat proses digitalisasinya. Efeknya memang seolah positif, tapi ternyata banyak pelaku ekonomi yang tidak terbawa era digital, dalam hal ini UMKM sektor mikro yang paling nampak," ujar Aviliani dalam webinar di Jakarta, Kamis (23/7/2020). (Baca: Bisnis Digital Capai Rp1.820 Triliun di 2025, Digitalisasi UMKM Jadi Keharusan )

Dia melihat bahwa ternyata 50% usaha UMKM sektor mikro tidak bisa berjalan. Sebanyak 60% dari UMKM sektor mikro berfokus pada perdagangan. Dulu memang profitnya bagus, namun semakin kesini, profit mereka semakin kecil.

"Ternyata, karena era digital, orang-orang bisa mencari harga yang paling murah di berbagai platform e-commerce, lebih murah daripada harga yang dijual UMKM," ungkap Aviliani.

Ini berarti, lanjut dia, harus ada transformasi ekonomi terutama di UMKM. Mereka tidak bisa hanya bergantung pada perdagangan saja, tetapi harus berfokus pada nilai tambah. (Baca juga: Kado HUT RI, Pelaku UMKM Bisa Buat NPWP di 4 Bank BUMN )

"Ini saatnya untuk berpikir soal supply chain dan global value chain. Tidak hanya masalah Covid-19 saja, tapi ini berdampak pada transformasi ekonomi, yang sadar dan tidak sadar terus berubah," pungkas Aviliani.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1470 seconds (0.1#10.140)