Ciptakan Konektivitas dan Daya Tarik Baru, Kemenparekraf Bangun Bali Utara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah membangun destinasi Bali Utara dengan strategi jangka panjang.
"Bali Utara sedang kita kerjakan saat ini. Akan kita bangun komprehensif dengan strategi jangka panjang," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, saat menjadi Pembicara dalam Manager Forum MNC Group ke-48 dengan tema "Tourism Industry: Where We are Now and What is Next," melalui aplikasi webinar, Kamis (23/7/2020).
Dia memaparkan masih banyak peluang pembangunan pariwisata di Bali Utara, seperti ruang dan destinasi yang belum dieksplorasi di daerah tersebut.
"Dalam pariwisata harus kita cari return on investment paling cepat, the lowest hanging fruit, destinasi ada yang perlu waktu untuk jadi, ada beberapa yang lebih cepat jadi," jelasnya. ( Baca juga:September, Bali Dibuka untuk Wisatawan Mancanegara )
Kemenparekraf, lanjutWishnutama,mengembangkan penciptaan konektivitas dan daya tarik baru, seperti kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), dan sebagainya di daerah tersebut.
Pernyataan Wishnutama tersebut menanggapi usulan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur untuk Bali Utara. Tujuannya, agar pariwisata di Pulau Bali bisa merata, tidak terpusat di Bali Selatan dan Barat yang sudah padat.
Saat pariwisata bangkit kembali, Bali diharapkan siap menampung para wisatawan. Dengan pariwisata yang tersebar merata, kesejahteraan masyarakat di Bali pun akan lebih merata.
"Bali Utara perlu dibangun secepatnya di sana, perlu tol dan bandara. Ketika pariwisata bangkit lagi, Bali bisa menampung wisatawan," kata Hary.
Kemenparekraf saat ini telah menyusun langkah-langkah untuk menghidupkan pariwisata kembali, menyusul pandemi Covid-19.
Wishnutama memaparkan, jalan yang paling cepat untuk menyelamatkan sektor pariwisata adalah membangkitkan pariwisata lokal terlebih dulu.
Wisatawan yang ingin berwisata akan mendapatkan insentif, seperti tiket murah, rapid test disubsidi, begitu juga penginapan yang akan dikerjasamakan agar lebih murah.
Tujuan utamanya, yaitu membuat sektor pariwisata bisa berjalan kembali. Data dari electronic transaction, wisatawan Indonesia yang ke luar negeri jumlahnya mencapai 8 juta orang pada 2018. Mereka menghabiskan sekitar USD9 miliar di luar negeri. Peluang ini yang ingin dimanfaatkan oleh Kemenparekraf.
Meski demikian, pelaksanaannya masih terus dikoordinasikan dengan kesiapan masing-masing daerah destinasi pariwisata. Agar pariwisata bisa berjalan, ekonomi bisa berjalan, namun wisatawan juga tetap aman dari pandemi Covid-19.
"Pelaksanaannya harus dikoordinasikan dengan kesiapan pemda, kesiapan industri pariwisata di daerah tersebut," kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo.
"Bali Utara sedang kita kerjakan saat ini. Akan kita bangun komprehensif dengan strategi jangka panjang," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, saat menjadi Pembicara dalam Manager Forum MNC Group ke-48 dengan tema "Tourism Industry: Where We are Now and What is Next," melalui aplikasi webinar, Kamis (23/7/2020).
Dia memaparkan masih banyak peluang pembangunan pariwisata di Bali Utara, seperti ruang dan destinasi yang belum dieksplorasi di daerah tersebut.
"Dalam pariwisata harus kita cari return on investment paling cepat, the lowest hanging fruit, destinasi ada yang perlu waktu untuk jadi, ada beberapa yang lebih cepat jadi," jelasnya. ( Baca juga:September, Bali Dibuka untuk Wisatawan Mancanegara )
Kemenparekraf, lanjutWishnutama,mengembangkan penciptaan konektivitas dan daya tarik baru, seperti kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), dan sebagainya di daerah tersebut.
Pernyataan Wishnutama tersebut menanggapi usulan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, mengenai pentingnya pembangunan infrastruktur untuk Bali Utara. Tujuannya, agar pariwisata di Pulau Bali bisa merata, tidak terpusat di Bali Selatan dan Barat yang sudah padat.
Saat pariwisata bangkit kembali, Bali diharapkan siap menampung para wisatawan. Dengan pariwisata yang tersebar merata, kesejahteraan masyarakat di Bali pun akan lebih merata.
"Bali Utara perlu dibangun secepatnya di sana, perlu tol dan bandara. Ketika pariwisata bangkit lagi, Bali bisa menampung wisatawan," kata Hary.
Kemenparekraf saat ini telah menyusun langkah-langkah untuk menghidupkan pariwisata kembali, menyusul pandemi Covid-19.
Wishnutama memaparkan, jalan yang paling cepat untuk menyelamatkan sektor pariwisata adalah membangkitkan pariwisata lokal terlebih dulu.
Wisatawan yang ingin berwisata akan mendapatkan insentif, seperti tiket murah, rapid test disubsidi, begitu juga penginapan yang akan dikerjasamakan agar lebih murah.
Tujuan utamanya, yaitu membuat sektor pariwisata bisa berjalan kembali. Data dari electronic transaction, wisatawan Indonesia yang ke luar negeri jumlahnya mencapai 8 juta orang pada 2018. Mereka menghabiskan sekitar USD9 miliar di luar negeri. Peluang ini yang ingin dimanfaatkan oleh Kemenparekraf.
Meski demikian, pelaksanaannya masih terus dikoordinasikan dengan kesiapan masing-masing daerah destinasi pariwisata. Agar pariwisata bisa berjalan, ekonomi bisa berjalan, namun wisatawan juga tetap aman dari pandemi Covid-19.
"Pelaksanaannya harus dikoordinasikan dengan kesiapan pemda, kesiapan industri pariwisata di daerah tersebut," kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo.
(uka)