RI Bakal jadi Produsen Terbesar Baterai Mobil Listrik, Bahlil: Bukan Omong Kosong

Sabtu, 03 Juni 2023 - 15:16 WIB
loading...
RI Bakal jadi Produsen...
Presiden Jokowi meninjau sebuah kendaraan listrik dan alat pengisi daya baterainya saat meresmikan groundbreaking yang menandai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021). Foto/ Biro Pers Media Setpres
A A A
JAKARTA - Punya cadangan nikel yang sangat besar, Indonesia digadang menjadi produsen terbesar bahan baku baterai mobil listrik . Investor pun telah banyak yang melirik.

Berdasarkan salinan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 301.K/MB.01/MEM.B/2022 tentang Rencana Pengelolaan Mineral dan Batu Bara Nasional tahun 2022 - 2027, potensi Nikel Indonesia mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, potensi RI untuk jadi produsen terbesar di dunia dalam hal baterai mobil listrik bukan sekadar cerita omong kosong. Pasalnya, selain nikel, Indonesia juga memiliki bahan baku pembuatan baterai listrik lainnya seperti mangan dan kobalt.

"Kita punya mangan, kita punya kobalt, yang tidak kita punya adalah litium, nah Indonesia ke depan akan menjadi negara produsen terbesar untuk bahan baku baterai mobil. Ini yang sedang kita lakukan sekarang ini dan ini bukan hanya cerita omong kosong belaka," ujarnya saat menyampaikan orasi di Universitas Paramadina, dikutip dari kanal YouTube Universitas Paramadina, Sabtu (3/6/2023).

Menurut Bahlil, saat ini sudah ada beberapa perusahaan dunia yang menanamkan investasinya di Indonesia untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Salah satunya adalah perusahaan asal Korea Selatan, LG, yang telah menggelontorkan investasi USD9,8 miliar dan akan mulai melakukan produksi di Karawang, Jawa Barat, pada tahun depan.

"Kemudian CATL dari China, kemudian VW-BASF dari Jerman, kemudian Ford dari Amerika, mereka akan membangun dengan memakai green energi dan green industry," beber mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu.



Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, minat investasi dalam proyek baterai kendaraan listrik atau EV battery di dalam negeri datang dari perusahaan raksasa asal China hingga Eropa.

Investor China yang dimaksud adalah Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Produsen baterai ion litium ini melalui anak usahanya, Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk menggarap proyek Dragon.

Proyek Dragon merupakan pengembangan end to end dari proyek EV battery di Indonesia. Kedua entitas tengah menyusun joint feasibility study (JFS). Kajian itu terkait hilirisasi EV battery berupa RKEF, HPAL, battery material, battery cell, dan daur ulang (recycling).

Sementara, investor Eropa yang menaruh kepercayaannya terkait rencana investasi EV battery RI adalah produsen mobil asal Jerman, Volkswagen (VW).

"Itu ada dua, nomor satu itu ada yang namanya EV battery, kita dorong kerja sama dengan berbagai pihak. Ada China, CATL, kemarin juga ada juga dengan private sector Volkswagen," ungkapnya.



Rencananya, Volkswagen akan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Dalam proses itu, Volkswagen nantinya bermitra dengan Vale, Ford, dan produsen biji baterai asal China, Zhejiang Huayou Cobalt.

Tak hanya itu, pemerintah melalui konsorsium BUMN atau Indonesia Battery Corporation (IBC) sebelumnya mendapat komitmen investasi dari perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LG).

(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2204 seconds (0.1#10.140)