Wall Street Mulai Diguncang AI, Siaga Profit Taking Pekan Depan

Minggu, 04 Juni 2023 - 15:00 WIB
loading...
Wall Street Mulai Diguncang AI, Siaga Profit Taking Pekan Depan
Wall Street akhir minggu ini membawa potensi tekanan pada awal pekan. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan tiga indeks utama Wall Street akhir minggu ini membawa potensi tekanan pada awal pekan berikutnya, terutama untuk saham-saham teknologi yang mengalami reli beberapa waktu lalu.

BofA Global Research mencatat frekuensi masif investor ke saham-saham teknologi membuat Nasdaq 100 (NDX) -yang sarat akan konstituen sektor teknologi- menguat 33% secara year-to-date (ytd). Sementara itu, S&P 500 (SPX) juga telah menguat 11,5% ytd, berada di level tertingginya dalam 10 bulan terakhir.

Riset lain menunjukkan alasan pasar untuk bersiaga atas potensi profit taking. Ned Davis Research membaca reli pasar mulai menyempit. Lima saham bigcaps konstituen S&P 500 (SPX) yang mempunyai bobot gabungan 24,7% dalam indeks, telah menguat cukup signifikan.

"Apabila goyah, maka berarti sinyal kejatuhan bagi indeks," terang riset tersebut, dilansir Reuters, Minggu (4/6/2023).

Sentimen AI

Gemerlap industri artificial intelligence (AI) membawa sentimen positif bagi sektor teknologi. Saham-saham penggerak indeks, termasuk Nvidia (NVDA.O), telah naik sekitar 170% tahun ini, sementara Apple (AAPL.O) dan Microsoft (MSFT.O), dua perusahaan AS teratas berdasarkan nilai pasar, keduanya naik hampir 40%.

CEO Tallbacken Capital Advisors Michael Purves mencatat secara teknikal Nasdaq 100 telah mengalami overbought atau suatu kondisi yang dapat membuat aset lebih rentan terhadap penurunan tajam. "Namun, indeks berhasil naik 10% lagi selama tiga bulan ketika mencapai kondisi yang sama dua tahun lalu," terangnya.

Update Makro

Tiga indeks sempat terbantu berkat lancarnya kesepakatan debt ceiling / kenaikan plafon utang antara Pemerintahan Joe Biden dengan Kongres. Upaya ini membawa angin segar bagi pasar demi menyelamatkan AS dari potensi gagal bayar / default.

Dari sisi makro, data non-farm payrolls yang dirilis Departemen Tenaga Kerja mencatat ada kenaikan jumlah pekerjaan di AS sebesar 339.000 pada periode Mei 2023. Angka ini berada di atas ekspektasi konsensus sebesar 199.000 pekerjaan.

Tingkat pengangguran AS juga meningkat menjadi 3,7% pada Mei 2023, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,5%. Adapun upah rata-rata per jam tumbuh 0,3%, alias turun dari 0,4% pada bulan April. Ke depan, AS akan merilis purchasing manager index (PMI) sebagai acuan ketahanan sektor manufaktur dan jasa di tengah suku bunga tinggi.

Data Composite PMI dan Institute of Supply Management (ISM) Non-Manufacturing Index akan diumumkan Senin depan (5/6), menjelang pertemuan kebijakan suku bunga Federal Reserve pada 13-14 Juni 2023.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1047 seconds (0.1#10.140)