AS-China Memanas Imbas Penutupan Konsulat Bikin Dolar Loyo, Peluang Rupiah Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpeluang menguat, ketika mata uang Negeri Paman Sam terus tertekan imbas memanasnya hubungan AS dan China menyusul penutupan konsulat China di Houston. Ditambah peningkatan kasus Covid-19 di AS yang tidak terbendung juga menjadi sentimen.
(Baca Juga: China Bakar Dokumen di Konsulatnya yang Ditutup Paksa oleh AS )
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dolar masih terjadi pelemahan kemungkinan karena kekhwatiran pasar terhadap kondisi penularan virus covid-19 yang masih terus meningkat dan masih berpotensi memburuk di AS yang bisa menekan laju pemulihan ekonomi AS.
"Memanasnya hubungan AS dengan Tiongkok karena isu penutupan konsulat Tiongkok di Houston, AS, juga turut menekan dollar AS sementara ini," kata Ariston di Jakarta, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: Empat Bank Kakap AS Terancam Loyo Dihantam Pandemi Covid-19 )
Kata dia, perekonomian AS bisa merugi bila konflik merembet ke masalah ekonomi dengan China. Tapi di sisi lain, pasar bisa segera beralih pandangan bila isu di atas juga dianggap mengganggu pemulihan ekonomi global yang bisa menyebabkan harga aset berisiko tertekan turun termasuk rupiah.
"Rupiah bisa melanjutkan penguatan karena hal di atas dengan potensi bergerak di kisaran Rp14.500 hingga Rp14.650 per USD," jelasnya.
(Baca Juga: China Bakar Dokumen di Konsulatnya yang Ditutup Paksa oleh AS )
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dolar masih terjadi pelemahan kemungkinan karena kekhwatiran pasar terhadap kondisi penularan virus covid-19 yang masih terus meningkat dan masih berpotensi memburuk di AS yang bisa menekan laju pemulihan ekonomi AS.
"Memanasnya hubungan AS dengan Tiongkok karena isu penutupan konsulat Tiongkok di Houston, AS, juga turut menekan dollar AS sementara ini," kata Ariston di Jakarta, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: Empat Bank Kakap AS Terancam Loyo Dihantam Pandemi Covid-19 )
Kata dia, perekonomian AS bisa merugi bila konflik merembet ke masalah ekonomi dengan China. Tapi di sisi lain, pasar bisa segera beralih pandangan bila isu di atas juga dianggap mengganggu pemulihan ekonomi global yang bisa menyebabkan harga aset berisiko tertekan turun termasuk rupiah.
"Rupiah bisa melanjutkan penguatan karena hal di atas dengan potensi bergerak di kisaran Rp14.500 hingga Rp14.650 per USD," jelasnya.
(akr)