PLN Operasikan 4 Infrastruktur Kelistrikan Baru di NTT
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengoperasikan empat infrastruktur kelistrikan baru untuk memperkuat sistem kelistrikan Timor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Kupang Peaker berkapasitas 40 Megawatt (MW), Gardu Induk (GI) Kupang Peaker/Panaf dan GI Bolok masing-masing berkapasitas 30 Mega volt Ampere (MVA) dan 60 MVA, serta Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV GI Panaf-GI Bolok sepanjang 33 kilometer sirkuit (kms) yang menjadi jaringan trasmisi 150 kV pertama di Pulau Timor.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda menjelaskan bahwa selesainya uji commisioning PLTMG Kupang Peaker, menjadi penanda pembangit listrik ini siap memasok listrik ke sistem kelistrikan Timor melalui SUTT 150 kV dari GI Panaf menuju ke GI Bolok.
“Pasokan daya dari PLTMG Kupang Peaker ini dialirkan melalui GI dan transmisi yang baru ini, jadi ini satu kesatuan. Kami pun sangat bersyukur, meski di tengah pandemi Covid-19, kami tetap bisa menyelesaikan pembangunan-pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini," tutur Huda dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: Lagi, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan di Ambon dan Jawa Barat)
Beroperasinya SUTT 150 kV Panaf-Bolok ini meningkatkan pasokan daya dan keandalan sistem kelistrikan di Pulau Timor. Dengan tambahan infrastruktur ini, sistem kelistrikan Timor memiliki daya mampu sebesar 143 MW dengan beban puncak tertinggi sebesar 106 MW.
"Bertambahnya pasokan daya listrik sebesar 40 MW dari PLTMG dengan jaringan SUTT 150 kV jelas menjadikan Sistem Kelistrikan Timor jauh lebih andal dan mampu melayani berbagai kebutuhan listrik, khususnya untuk mendorong tumbuhnya investasi dan meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) di Provinsi NTT, khususnya di Pulau Timor," tambah Huda.
Pembangunan PLTMG Kupang Peaker, GI Panaf, GI Bolok, dan SUTT 150 kV Panaf-Bolok dilakukan secara paralel. PLTMG Kupang Peaker, GI Panaf dan GI Bolok dibangun sejak Agustus 2017 sementara SUTT Panaf-Bolok dibangun sejak tahun 2018. Sebelum menggunakan SUTT 150 kV, penyaluran daya listrik di sistem kelistrikan Timor dilakukan menggunakan jalur transmisi 70 kV dan jaringan distribusi 20 kV.
Huda juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mendukung PLN menyelesaikan infrastruktur kelistrikan di Pulau Timor ini. "Tanpa dukungan seluruh stakeholder tentu infrastruktur ini tidak bisa kami selesaikan, khususnya Bapak Gubernur dan jajaran Pemerintah Daerah NTT," tutup Huda.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda menjelaskan bahwa selesainya uji commisioning PLTMG Kupang Peaker, menjadi penanda pembangit listrik ini siap memasok listrik ke sistem kelistrikan Timor melalui SUTT 150 kV dari GI Panaf menuju ke GI Bolok.
“Pasokan daya dari PLTMG Kupang Peaker ini dialirkan melalui GI dan transmisi yang baru ini, jadi ini satu kesatuan. Kami pun sangat bersyukur, meski di tengah pandemi Covid-19, kami tetap bisa menyelesaikan pembangunan-pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini," tutur Huda dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/2020).
(Baca Juga: Lagi, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan di Ambon dan Jawa Barat)
Beroperasinya SUTT 150 kV Panaf-Bolok ini meningkatkan pasokan daya dan keandalan sistem kelistrikan di Pulau Timor. Dengan tambahan infrastruktur ini, sistem kelistrikan Timor memiliki daya mampu sebesar 143 MW dengan beban puncak tertinggi sebesar 106 MW.
"Bertambahnya pasokan daya listrik sebesar 40 MW dari PLTMG dengan jaringan SUTT 150 kV jelas menjadikan Sistem Kelistrikan Timor jauh lebih andal dan mampu melayani berbagai kebutuhan listrik, khususnya untuk mendorong tumbuhnya investasi dan meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) di Provinsi NTT, khususnya di Pulau Timor," tambah Huda.
Pembangunan PLTMG Kupang Peaker, GI Panaf, GI Bolok, dan SUTT 150 kV Panaf-Bolok dilakukan secara paralel. PLTMG Kupang Peaker, GI Panaf dan GI Bolok dibangun sejak Agustus 2017 sementara SUTT Panaf-Bolok dibangun sejak tahun 2018. Sebelum menggunakan SUTT 150 kV, penyaluran daya listrik di sistem kelistrikan Timor dilakukan menggunakan jalur transmisi 70 kV dan jaringan distribusi 20 kV.
Huda juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mendukung PLN menyelesaikan infrastruktur kelistrikan di Pulau Timor ini. "Tanpa dukungan seluruh stakeholder tentu infrastruktur ini tidak bisa kami selesaikan, khususnya Bapak Gubernur dan jajaran Pemerintah Daerah NTT," tutup Huda.
(fai)