Menperin Akui Butuh Waktu untuk Alihkan Pengguna Kendaraan BBM ke Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku tak mudah mengubah kultur atau budaya masyarakat dari yang biasa menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik . Menurutnya, peralihan itu butuh waktu.
"Ini tidak mudah, karena harus mengubah cara berpikir. Mengubah kultur orang yang biasanya menggunakan (BBM) fosil, harus diubah ke listrik. Ini adalah masalah kultur, jadi ini takes time (memakan waktu)," ujar Agus saat ditemui MNC Portal di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Oleh karena itu, Agus bersama jajarannya terus berupaya mendorong minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Selain ramah lingkungan, juga untuk mempercepat pembangunan ekosistem dari kendaraan listrik di dalam negeri.
"Jadi harus betul-betul kita mulai dan lakukan, itu sebabnya program bantuan pemerintah kita ambil," cetusnya.
Lebih lanjut Menperin menyampaikan, berdasarkan data Sisapira, saat ini baru ada empat unit kendaraan listrik yang tersalurkan, dua unit terverifikasi, dan 696 unit dalam proses pendaftaran program bantuan pemerintah untuk pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan kuota bantuan sebanyak 200.000 unit kendaraan listrik roda dua untuk tahun 2023.
Agar pemberian subsidi tepat sasaran, pemerintah memiliki kriteria penerima bantuan. Yakni, mereka merupakan penerima manfaat kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah, atau penerima subsidi listrik sampai dengan 900 VA.
"Regulasi yang diputuskan pemerintah itu karena calon penerima manfaat program kita buat sedemikian rigid-nya, sedemikian complicated sehingga bantuan pemerintah untuk belanja motor listrik bisa untuk masyarakat yang memang kita anggap wajar untuk dapat bantuan," pungkas Agus.
Sebagai informasi, Sisapira merupakan situs khusus yang dibuat Kemenperin untuk menyalurkan subsidi motor listrik. Dengan situs ini diharapkan dapat mempermudah penyaluran motor listrik subsidi dari produsen ke masyarakat.
"Ini tidak mudah, karena harus mengubah cara berpikir. Mengubah kultur orang yang biasanya menggunakan (BBM) fosil, harus diubah ke listrik. Ini adalah masalah kultur, jadi ini takes time (memakan waktu)," ujar Agus saat ditemui MNC Portal di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Oleh karena itu, Agus bersama jajarannya terus berupaya mendorong minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Selain ramah lingkungan, juga untuk mempercepat pembangunan ekosistem dari kendaraan listrik di dalam negeri.
"Jadi harus betul-betul kita mulai dan lakukan, itu sebabnya program bantuan pemerintah kita ambil," cetusnya.
Lebih lanjut Menperin menyampaikan, berdasarkan data Sisapira, saat ini baru ada empat unit kendaraan listrik yang tersalurkan, dua unit terverifikasi, dan 696 unit dalam proses pendaftaran program bantuan pemerintah untuk pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua. Pemerintah sendiri sudah menyiapkan kuota bantuan sebanyak 200.000 unit kendaraan listrik roda dua untuk tahun 2023.
Agar pemberian subsidi tepat sasaran, pemerintah memiliki kriteria penerima bantuan. Yakni, mereka merupakan penerima manfaat kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah, atau penerima subsidi listrik sampai dengan 900 VA.
"Regulasi yang diputuskan pemerintah itu karena calon penerima manfaat program kita buat sedemikian rigid-nya, sedemikian complicated sehingga bantuan pemerintah untuk belanja motor listrik bisa untuk masyarakat yang memang kita anggap wajar untuk dapat bantuan," pungkas Agus.
Sebagai informasi, Sisapira merupakan situs khusus yang dibuat Kemenperin untuk menyalurkan subsidi motor listrik. Dengan situs ini diharapkan dapat mempermudah penyaluran motor listrik subsidi dari produsen ke masyarakat.
(uka)