60% APBN China Dipakai Untuk Tutup Pabrik

Kamis, 08 September 2016 - 04:18 WIB
60% APBN China Dipakai Untuk Tutup Pabrik
60% APBN China Dipakai Untuk Tutup Pabrik
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, China saat ini sudah mengalokasikan dana 60% APBN negaranya untuk menutup pabrik-pabrik mereka akibat kelebihan produksi. Hal ini seiring dengan perekonomian global yang belum membaik dan tergerusnya ekonomi negara berkembang dan maju, termasuk China.

Di sana, kata Sri Mulyani, sama seperti negara-negara lainnya yang ekonominya mengalami penurunan, dibahas mengenai stagnasi produktifitas yang luar biasa.

"Menteri keuangan Republik Rakyat China (RRC) ini bilang dalam forum G20, bahwa mereka mengalokasikan 60% dari APBN itu untuk menutup pabrik. 60% dari local governance," kata Ani--sapaan akrabnya--saat rapat dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (7/9/2016).

China sendiri melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan. Ani menjelaskan, Negeri Tirai Bambu tersebut merasa harus melakukan lantaran lemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang mereka.

Sehingga, bukan tidak mungkin, kegiatan ekspor impor RRC selama beberapa tahun terakhir juga menurun lantaran kondisi tersebut. "Apa yang akan terjadi sama China ya seperti itu sekarang. Ekspor impor mereka belum membaik ditambah mereka harus tutup pabrik karena demand produk-produk mereka menurun," kata Ani.

Sedangkan dari sisi korporasi dan private sector pun demikian. Pengusaha di sana, meski memiliki uang, mereka mengurungkan niat untuk melakukan investasi.

"Begitu juga dengan konsumsi rumah tangga, mereka lebih bersikap konservatif, sehingga engine dari demand di keduanya masih lemah sampai saat ini," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5066 seconds (0.1#10.140)