Menuju Ekonomi Biru, 12 Startup dan UKM Terpilih Presentasikan Solusi Bisnis Biru
loading...
A
A
A
Tantangan tersebut meliputi akuakultur berkelanjutan, pengelolaan sampah plastik, dan pengurangan polusi, pelabuhan dan pelayaran berkelanjutan, energi laut terbarukan, konservasi dan pemulihan ekosistem laut, ekowisata, dan pengembangan masyarakat pesisir.
Selain pameran dan sesi pitching oleh 12 perusahaan terpilih, di BFA Demo Day juga digelar diskusi panel seputar sektor biru bertajuk, "Investment in Blue Sector Initiatives" dengan pembicara Muhammad Didi Hardiana, Head of Innovative Financing Lab, UNDP dan Mariko Asmara, Ango Ventures, JAC Indonesia and WIR Asia Tbk.
“Peningkatan sektor usaha biru sangat penting untuk menjaga kesehatan laut dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi biru di Indonesia. Kolaborasi antarmekanisme pembangunan sangat penting untuk memajukan ekonomi biru," ujar Deputi Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan dan Energi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi.
Sementara itu Head of Innovative Financing Lab (IFL), UNDP Indonesia, Muhammad Didi Hardiana menerangkan, UNDP berkomitmen untuk memajukan SDGs Indonesia dengan mendorong pertumbuhan bisnis dan dampak sosial.
"Harapan besar kami adalah bahwa platform ini memungkinkan perusahaan dan pemerintah lokal untuk terlibat dalam proyek ekonomi biru yang berdampak, mendorong kolaborasi, inovasi, dan berkontribusi pada wacana berkelanjutan tentang pertumbuhan ekonomi biru Indonesia,“ sambung Muhammad Didi Hardiana.
Startup/UKM lokal di sektor biru mengabut baik program tersebut. Mereka umumnya berharap dapat berkontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan.
“Senang sekali kami bisa memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam program BFA. Khususnya pada event BFA Demo Day, kami berkesempatan untuk mempresentasikan pitch deck kami di hadapan para panelis dan investor. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk kemajuan kami ke depan,” ujar Komisaris Sambung Asa, Yudhistira Wiryawan.
"Program akselerasi seperti BFA ini sangat dibutuhkan oleh para wirausaha sosial untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengembangkan potensi masing-masing, dan membuka kesempatan untuk terhubung dengan para pemangku kepentingan yang dapat membantu bisnis lebih maju dan berdampak lebih luas lagi," ujar CEO Instellar, Romy Cahyadi.
Selain pameran dan sesi pitching oleh 12 perusahaan terpilih, di BFA Demo Day juga digelar diskusi panel seputar sektor biru bertajuk, "Investment in Blue Sector Initiatives" dengan pembicara Muhammad Didi Hardiana, Head of Innovative Financing Lab, UNDP dan Mariko Asmara, Ango Ventures, JAC Indonesia and WIR Asia Tbk.
“Peningkatan sektor usaha biru sangat penting untuk menjaga kesehatan laut dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi biru di Indonesia. Kolaborasi antarmekanisme pembangunan sangat penting untuk memajukan ekonomi biru," ujar Deputi Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan dan Energi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi.
Sementara itu Head of Innovative Financing Lab (IFL), UNDP Indonesia, Muhammad Didi Hardiana menerangkan, UNDP berkomitmen untuk memajukan SDGs Indonesia dengan mendorong pertumbuhan bisnis dan dampak sosial.
"Harapan besar kami adalah bahwa platform ini memungkinkan perusahaan dan pemerintah lokal untuk terlibat dalam proyek ekonomi biru yang berdampak, mendorong kolaborasi, inovasi, dan berkontribusi pada wacana berkelanjutan tentang pertumbuhan ekonomi biru Indonesia,“ sambung Muhammad Didi Hardiana.
Startup/UKM lokal di sektor biru mengabut baik program tersebut. Mereka umumnya berharap dapat berkontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan.
“Senang sekali kami bisa memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam program BFA. Khususnya pada event BFA Demo Day, kami berkesempatan untuk mempresentasikan pitch deck kami di hadapan para panelis dan investor. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk kemajuan kami ke depan,” ujar Komisaris Sambung Asa, Yudhistira Wiryawan.
"Program akselerasi seperti BFA ini sangat dibutuhkan oleh para wirausaha sosial untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengembangkan potensi masing-masing, dan membuka kesempatan untuk terhubung dengan para pemangku kepentingan yang dapat membantu bisnis lebih maju dan berdampak lebih luas lagi," ujar CEO Instellar, Romy Cahyadi.
(akr)