Menuju Ekonomi Biru, 12 Startup dan UKM Terpilih Presentasikan Solusi Bisnis Biru

Selasa, 27 Juni 2023 - 11:07 WIB
loading...
Menuju Ekonomi Biru,...
12 perusahaan sektor biru berkesempatan mempresentasikan produk dan layanan terkait sektor biru di hadapan para investor swasta, lembaga pemerintahan, lembaga keuangan, development organizations. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Blue Finance Accelerator Demo Day menandai berakhirnya program Blue Finance Accelerator , sebuah inisiatif bersama dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Asian Development Bank (ADB), dan United Nations Development Programme (UNDP) di bawah UN ASSIST.



Dalam acara yang digelar di Jakarta pada 22 Juni 2023 ini, 12 perusahaan sektor biru peserta program berkesempatan untuk mempresentasikan produk dan layanan terkait sektor biru di hadapan para investor swasta, lembaga pemerintahan, lembaga keuangan, development organizations, dan ekosistem yang lebih luas.

Demo Day memberikan platform bagi kedua belas perusahaan untuk memperluas akses terhadap investasi maupun pembiayaan untuk mengembangkan solusi ekonomi biru. Acara ini juga membuka kesempatan kolaborasi dan kerja sama antara perusahaan dan pemangku kepentingan terkait, khususnya pemerintahan untuk private-public partnership.



Lebih lanjut, Demo Day memperbesar eksposur perusahaan terhadap ekosistem yang lebih luas. Blue Finance Accelerator (BFA) diluncurkan pada Agustus 2022, dengan misi mendukung pengembangan ekonomi biru di Indonesia dengan mempercepat pertumbuhan Startup /UKM lokal di sektor biru, serta memperkuat pengetahuan kelembagaan dan kapasitas pemerintah Pusat dan Daerah, sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia terhadap Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Kedua belas perusahaan yang terpilih dalam program BFA terdiri dari 7 perusahaan rintisan dan 5 UKM beroperasi di sektor biru, mulai dari akuakultur dan perikanan berkelanjutan, sampah laut dan pengelolaan limbah, pengurangan polusi plastik, pengembangan masyarakat pesisir, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Perusahaan terpilih tersebut di antaranya adalah Banoo, Common Seas Indonesia, Conplas, Komodo Water, Koperasi Karya Pesisir, Lamops Craftwork, Mall Sampah Indonesia, Mina Ceria Nusantara, Organic Lombok Indonesia, Rezycology, Sambung Asa dan Sebumi.

Sejak program dimulai pada Januari 2023, ke-12 perusahaan di bawah BFA menjalani program akselerasi enam bulan yang memberikan dukungan peningkatan kapasitas dan modul pelatihan di bidang pertumbuhan bisnis, Impact Measurement and Management (IMM) untuk SDGs, kesiapan investasi, pendekatan gender, dan pembangunan khusus sektor.

Pada kesempatan yang sama, lebih dari 70 pejabat pemerintah juga mendapatkan pelatihan, paparan, dan studi kasus tentang ekonomi Biru. Materi yang diberikan kepada Startup/UKM dan peserta pemerintahan di bawah program ini relevan dengan tantangan dan kondisi di sektor biru Indonesia.

Tantangan tersebut meliputi akuakultur berkelanjutan, pengelolaan sampah plastik, dan pengurangan polusi, pelabuhan dan pelayaran berkelanjutan, energi laut terbarukan, konservasi dan pemulihan ekosistem laut, ekowisata, dan pengembangan masyarakat pesisir.

Selain pameran dan sesi pitching oleh 12 perusahaan terpilih, di BFA Demo Day juga digelar diskusi panel seputar sektor biru bertajuk, "Investment in Blue Sector Initiatives" dengan pembicara Muhammad Didi Hardiana, Head of Innovative Financing Lab, UNDP dan Mariko Asmara, Ango Ventures, JAC Indonesia and WIR Asia Tbk.

“Peningkatan sektor usaha biru sangat penting untuk menjaga kesehatan laut dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi biru di Indonesia. Kolaborasi antarmekanisme pembangunan sangat penting untuk memajukan ekonomi biru," ujar Deputi Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan dan Energi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi.

Sementara itu Head of Innovative Financing Lab (IFL), UNDP Indonesia, Muhammad Didi Hardiana menerangkan, UNDP berkomitmen untuk memajukan SDGs Indonesia dengan mendorong pertumbuhan bisnis dan dampak sosial.

"Harapan besar kami adalah bahwa platform ini memungkinkan perusahaan dan pemerintah lokal untuk terlibat dalam proyek ekonomi biru yang berdampak, mendorong kolaborasi, inovasi, dan berkontribusi pada wacana berkelanjutan tentang pertumbuhan ekonomi biru Indonesia,“ sambung Muhammad Didi Hardiana.

Startup/UKM lokal di sektor biru mengabut baik program tersebut. Mereka umumnya berharap dapat berkontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan.

“Senang sekali kami bisa memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam program BFA. Khususnya pada event BFA Demo Day, kami berkesempatan untuk mempresentasikan pitch deck kami di hadapan para panelis dan investor. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk kemajuan kami ke depan,” ujar Komisaris Sambung Asa, Yudhistira Wiryawan.

"Program akselerasi seperti BFA ini sangat dibutuhkan oleh para wirausaha sosial untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengembangkan potensi masing-masing, dan membuka kesempatan untuk terhubung dengan para pemangku kepentingan yang dapat membantu bisnis lebih maju dan berdampak lebih luas lagi," ujar CEO Instellar, Romy Cahyadi.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1007 seconds (0.1#10.140)