Bangun di Lahan Reklamasi, PLTGU Jawa 1 Perlu Ditinjau Ulang

Kamis, 15 September 2016 - 21:07 WIB
Bangun di Lahan Reklamasi, PLTGU Jawa 1 Perlu Ditinjau Ulang
Bangun di Lahan Reklamasi, PLTGU Jawa 1 Perlu Ditinjau Ulang
A A A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara diminta mengkaji secara mendalam dampak pemilihan lahan reklamasi sebagai tempat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 2x800 megawatt. Meski sejumlah konsorsium telah mengajukan proposal tender memilih lahan reklamasi sebagai tempat pembangunan proyek.

“PLN perlu mengkaji lebih lanjut sebelum memutuskan. Pembangunan pembangkit di lahan reklamasi akan memakan waktu lebih lama dibanding pembebasan tanah. Proses reklamasinya saja sulit dan pasti memakan waktu lebih lama,” ujar pakar energi dari Universitas Gajah Mada, Fahmi Radhi saat dihubungi di Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Menurutnya, selama ini pemebebasan lahan telah menjadi kendala utama membangun pembangkit, apalagi dilakukan dilahan reklamasi. Ia khawatir dampaknya akan berlangsung lama tidak sesuai jadwal selesai pada 2019. Karena baik saat proses reklamasi berlangsung maupun setelah pulau terbentuk, memerlukan waktu lama dan butuh biaya lebih mahal dibandingkan pembebasan tanah.

“Belum lagi penolakan dari masayarakat. Permasalahannya akan lebih rumit. Bisa saja dibatalkan lantaran penolakan warga,” tandasnya.

Wakil Ketua DPR Komisi VII Fadel Muhammad meminta pemerintah dan PLN berhati-hati dalam menentukan lahan PLTGU Jawa 1. Ia beranggapan kajian dan antisipasi terhadap dampak yang ditimbulkan dari pembangunan proyek harus dipertimbangkan lebih awal agar ke depan tidak menjadi masalah.

Ia juga meminta tender lebih diprioritaskan kepada perusahaan dalam negeri. “Utamakan terlebih dahulu perusahaan dalam negeri dengan mempertimbangkan penawaran terbaik,” ujarnya.

Direktur Eksekutif ReforMiners Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan pemilihan lahan yang diajukan dalam proposal tender Pertamina, memilih di luar lahan reklamasi lebih realistis. Dan itu perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pemenang tender. Disamping itu, Pertamina secara teknis dan finansial dinilai paling siap untuk menggarap proyek PLTGU Jawa 1.

“Pertamina dan mitranya, saya kira punya pengalaman dan juga finansial yang cukup untuk menggarap proyek PLTGU Jawa 1,” kata dia.

Direktur Pengadaan PLN Iwan Supangkat sebelumnya mengatakan final kualifikasi tender Indonesia Power Producer (IPP) PLTGU Jawa 1 akan diumumkan bulan depan. “Kira-kira dalam waktu empat minggu ini akan diumumkan finalnya. Dari keempat konsorsium yang masuk semua jadi prioritas,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, tender proyek pembangunan PLTGU Jawa 1 diperkirakan menelan investasi USD2 miliar. Adapun tender diikuti empat perusahaan konsorsium, yakni Mitsubishi-Pembangkitan Jawa Bali-JERA-Rukun Raharja; Adaro-Semb Corporation; Pertamina- Marubeni-Sojits; dan Medco- Kepco-Nebras.

Konsorsium Pertamina mengajukan lokasi proyek di Cilamaya, Kabupaten Karawang. Sedangkan tiga konsorsium lainnya mengajukan lokasi di Muara Tawar, Kabupaten Bekasi, yang sebagian lahannya merupakan lahan reklamasi.

Sesuai request for proposal (RFP) dari PLN yang dibuat oleh konsultan Ernst & Young untuk melelang pekerjaan PLTGU Jawa 1, rencana titik serah listrik bisa dilakukan di dua lokasi, yaitu Muara Tawar, Bekasi, dan Cibatu Baru dekat Cilamaya, Karawang. Peluang ini sangat menguntungkan bagi konsorsium Pertamina karena bisa menggunakan lahan perusahaan di Cilamaya untuk membangun proyek tersebut.

Sedangkan peserta lain dapat membangun PLTGU tersebut di dekat Muara Tawar harus dengan cara mereklamasi Pantai Muara Tawar yang tidak mudah dilaksanakan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0176 seconds (0.1#10.140)