Bisnis Moncer Bikin Influencer Ini Mampu Jalani Hobi Mahal, Apa Saja?

Jum'at, 30 Juni 2023 - 19:20 WIB
loading...
Bisnis Moncer Bikin...
Pengusaha muda yang juga dikenal sebagai influencer, William Kevin. Foto/Instagram @williamkvin
A A A
JAKARTA - Kreativitas dan kejelian melihat peluang membuat pengusaha muda yang juga dikenal sebagai pemengaruh (influencer) William Kevin sukses berbisnis. Berkat bisnisnya, dia pun bisa menekuni hobi yang bagi kebanyakan orang terbilang mahal.

Terlahir dari keluarga sederhana, ketekunan menghantarkan pemuda yang belum genap berusia 30 itu sukses membangun bisnis yang mempekerjakan puluhan karyawan di industri rokok elektrik alias vape serta industri kreatif.

Giat mencoba beragam usaha jualan produk sejak duduk di bangku sekolah menengah, Kevin kepincut jualan vape lantaran melihat penggunaan vape di Indonesia yang ngetren pada 2012 lalu.

Dari berjualan, pemuda asal Surabaya itu lantas membangun industri likuid vape hingga saat ini. Dengan kreativitas, bisnisnya itu juga mampu bertahan saat pandemi Covid-19 melanda sejak awal 2020 lalu.

Dengan bisnis yang terbilang moncer, Kevin mampu mengantongi pendapatan yang cukup besar dan hal itu membuat pemilik akun @williamkvin itu bisa menjalani deretan hobi yang tergolong mahal.

Pemilik nama lengkap William Kevin Yudianto gemar mengoleksi mobil dan vespa tua. Hal ini dilakukannya beberapa tahun terakhir setelah namanya mulai dikenal di media sosial (medsos), terutama ketika dia diajak berkolaborasi oleh Young Lex dalam sebuah konten.

"Yang pasti memulai hobi itu setelah punya penghasilan sendiri. Gue hobi main mobil tua, vespa tua, koleksi baju-baju vintage dari tahun 80an dan 90-an," tutur Nivek, sapaan akrab William Kevin, dikutip Jumat (30/6/2023).

Hobi mengumpulkan barang-barang jadul alias vintage ini rupanya bikin nagih, terlebih untuk urusan mobil antik. Kevin juga tak tanggung-tanggung dalam menjalani hobinya. Dia mengaku pernah memiliki mobil BMW yang jumlahnya sangat terbatas di Indonesia.

"Gue pernah punya BMW e12, itu BMW seri 5 pertama di dunia. Sepertinya populasinya udah jarang banget di Indonesia, apalagi di Surabaya. Terus gue juga punya baju-baju vintage yang pastinya udah antik banget," bebernya.

Bergabung dengan komunitas yang menggeluti hobi tersebut menjadi cara untuk mendapatkan barang-barang incarannya.

Kevin tak menampik bahwa hobi tersebut mahal, namun kerap kali juga mendatangkan cuan baginya.
"Beberapa ada yang nggak sengaja menghasilkan (cuan) meski gue nggak menyangka akan dapat duit dari situ. Tapi mostly gue spending sih kalau masalah hobi,” ucapnya.

Namun, tak jarang juga hobinya itu berujung pada kekecewaan, misalnya ketika orang yang dia ajak janjian tiba-tiba menghilang atau ghosting.

“Gue sering ketipu karena gue gampang percayaan sama orang. Mungkin dia PHP-in karena emang barangnya susah didapet kan. Tapi justru itu yang bikin gue jadi ingin hunting lagi," tukas alumnus Universitas Pelita Harapan.

Terkait kiat berbisnis, beberapa waktu lalu Kevin menyampaikan bahwa peluang itu hampir setiap saat bisa dijumpai asal telaten dan jeli melihatnya. Dirinya yang dilahirkan dari keluarga sederhana, bisa membangun sebuah bisnis dan membuka lapangan kerja.

"Keluarga saya bukan keluarga yang kaya raya. Itulah yang membuat saya semangat untuk survive," tuturnya, dikutip dari berita SINDOnews pada Minggu (25/7/2021).



Sebelum menggeluti dunia vape, sejak masih bersekolah menengah pertama Kevin mulai mencoba peluang usaha mulai dari berjualan binder, bolpoin, obat pelangsing hingga beternak anjing pernah ia geluti meski akhirnya tak semua berhasil.

Barulah pada 2012, dirinya melirik vape sebagai peluang. Mulanya ia menjual device vape dan beralih membuat industri likuid hingga saat ini.

"Semua ini proses kreatif. Bagaimana kemudian menggunakan desain, mempromosikan melalui platform digital selain itu di Youtube juga bisa jadi ajang promosi sekaligus mendapat pundi dari adsense. Saya rasa di era saat ini, kreativitas tidak akan pernah habis jika orang tidak bermalas-malasan," tandasnya.



Kevin adalah seorang pemuda yang tak lalai pada asalnya. Setidaknya, puluhan karyawan itu berada di lingkar pertemanannya sejak ia kecil.

Bahkan, perusahaan bernama Riot yang diinisiasi olehnya, merupakan perusahaan bersama dengan sebagian sahamnya dimiliki oleh rekan-rekannya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)