Luhut Blakblakan Ungkap Alasan Jokowi Kembali Kunjungi Australia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa maksud dan tujuan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri ke Australia adalah untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan Negeri Kanguru itu.
Luhut menjelaskan, kembalinya ia bersama Jokowi untuk menindaklanjuti berbagai posibilitas kerja sama guna memperkuat kemitraan di berbagai sektor. Mulai dari ekonomi, keamanan, dan keselamatan maritim yang juga menjadi fokus Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam pidatonya dahulu.
Saat ini Indonesia dan Australia memiliki berbagi perjanjian dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Salah satunya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang dibentuk pada Maret 2019. Kedua negara juga memiliki kerja sama bilateral bidang pertahanan dan keamanan atau Defence Cooperation Agreement (DCA).
Dalam kunjungan tersebut juga, kata Luhut, Indonesia bermaksud untuk membuka harapan melalui kerja sama ekonomi yang erat, dengan fokus utamanya pada industri hilir.
"Inilah fokus agenda kunjungan kami hari ini ke Negeri Kanguru, memperbaiki defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan Australia. Dlam tiga tahun terakhir merujuk data BPS, Indonesia selalu mengalami defisit di tengah sektor ekonomi dan perdagangan yang semakin aktif belakangan antara kedua negara," kata Luhut dikutip dari akun instagram @luhut.pandjaitan, Selasa (4/7/2023).
Sementarra itu, Luhut mengatakan telah menangkap niat Australia untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dari tiga hari sebelum Anthony Albanese terpilih menjadi PM Australia.
Albanese menyebut Indonesia akan tumbuh menjadi ekonomi yang substansial di dunia. Bahkan ia meyakini Indonesia akan menjadi salah satu raksasa perekonomian dunia di samping China dan India.
"Saya menangkap bahwa pidato PM Albanese adalah sebuah isyarat dari Australia bahwa mereka ingin memperkuat kemitraan ekonomi dengan Indonesia," katanya.
Luhut berharap hubungan baik yang dibina sejak 40 tahun yang lalu hingga hari ini, menjadikan kekuatan kesepahaman antara kedua negara.
"Bahwa dua negara terbesar di kawasan ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar membangun hubungan bilateral yang harmonis dan solid untuk kesejahteraan kedua negara, tetapi juga membangun persahabatan yang efektif dan obyektif untuk keberlanjutan kemajuan kawasan dan bagi dunia secara keseluruhan," katanya.
Luhut menjelaskan, kembalinya ia bersama Jokowi untuk menindaklanjuti berbagai posibilitas kerja sama guna memperkuat kemitraan di berbagai sektor. Mulai dari ekonomi, keamanan, dan keselamatan maritim yang juga menjadi fokus Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam pidatonya dahulu.
Saat ini Indonesia dan Australia memiliki berbagi perjanjian dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Salah satunya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang dibentuk pada Maret 2019. Kedua negara juga memiliki kerja sama bilateral bidang pertahanan dan keamanan atau Defence Cooperation Agreement (DCA).
Dalam kunjungan tersebut juga, kata Luhut, Indonesia bermaksud untuk membuka harapan melalui kerja sama ekonomi yang erat, dengan fokus utamanya pada industri hilir.
"Inilah fokus agenda kunjungan kami hari ini ke Negeri Kanguru, memperbaiki defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan Australia. Dlam tiga tahun terakhir merujuk data BPS, Indonesia selalu mengalami defisit di tengah sektor ekonomi dan perdagangan yang semakin aktif belakangan antara kedua negara," kata Luhut dikutip dari akun instagram @luhut.pandjaitan, Selasa (4/7/2023).
Sementarra itu, Luhut mengatakan telah menangkap niat Australia untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dari tiga hari sebelum Anthony Albanese terpilih menjadi PM Australia.
Albanese menyebut Indonesia akan tumbuh menjadi ekonomi yang substansial di dunia. Bahkan ia meyakini Indonesia akan menjadi salah satu raksasa perekonomian dunia di samping China dan India.
"Saya menangkap bahwa pidato PM Albanese adalah sebuah isyarat dari Australia bahwa mereka ingin memperkuat kemitraan ekonomi dengan Indonesia," katanya.
Luhut berharap hubungan baik yang dibina sejak 40 tahun yang lalu hingga hari ini, menjadikan kekuatan kesepahaman antara kedua negara.
"Bahwa dua negara terbesar di kawasan ini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar membangun hubungan bilateral yang harmonis dan solid untuk kesejahteraan kedua negara, tetapi juga membangun persahabatan yang efektif dan obyektif untuk keberlanjutan kemajuan kawasan dan bagi dunia secara keseluruhan," katanya.
(uka)