Ngeri! Ancaman Perubahan Iklim terhadap Urusan Perut Tak Main-main

Jum'at, 14 Juli 2023 - 07:12 WIB
loading...
Ngeri! Ancaman Perubahan Iklim terhadap Urusan Perut Tak Main-main
Perubahan iklim bisa membuat pertanian gagal panen. Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati menegaskan, ancaman paling menakutkan bagi seluruh umat manusia bukanlah pandemi ataupun perang, melainkan perubahan iklim. Menurutnya, perubahan iklim yang dipicu pemanasan global menjadi biang keladi berbagai bencana hidrometeorologi, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, hinggga krisis pangan .



“Perubahan iklim yang terjadi secara global tidak bisa dianggap remeh karena dampaknya bagi kehidupan sangat signifikan dan membahayakan. Kondisi ini mengancam seluruh negara di seluruh belahan dunia tanpa terkecuali,” ungkap Dwikorita dalam keterangannya dikutip Jumat (14/7/2023).

Perubahan iklim ini, kata Dwikorita, juga mengancam ketahanan pangan seluruh negara. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahkan memprediksi tahun 2050 mendatang, dunia akan menghadapi potensi bencana kelaparan akibat perubahan iklim, sebagai konsekuensi dari menurunnya hasil panen dan gagal panen.

Dwikorita mengatakan berbagai upaya dilakukan negara-negara di dunia sebagai bagian dari mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk Indonesia. BMKG sendiri, kata dia, secara rutin menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) sejak 2011 dengan menyasar petani dan penyuluh pertanian di seluruh pelosok Indonesia.

Keberhasilan kegiatan SLI di Indonesia ini bahkan telah dijadikan sebagai percontohan dan telah dilaksanakan TOT SLI untuk negara-negara Asia Pasifik, Timor Leste dan Pakistan. Kegiatan Climate Field School (CFS)/Sekolah Lapang Iklim (SLI) kali ini diikuti oleh 8 negara anggota Colombo Plan dan Timor Leste.

Total ada 19 peserta yang berasal dari Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Nepal, Papua New Guinea, Sri Lanka, Filipina, dan Timor Leste. Negara-negara ini belajar bagaimana SLI diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mencegah krisis pangan.



“CFS juga merupakan salah satu program Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KTSST) antara pemerintah Republik Indonesia, yakni Kementerian Sekretariat Negara dan BMKG dengan Sekretariat Colombo Plan. Kegiatan ini juga menjadi bukti kepemimpinan dan kontribusi Indonesia pada upaya adaptasi perubahan iklim, khususnya mengatasi masalah ketahanan pangan,” tambah Dwikorita.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)