Pakistan Resmi Jadi Pasien IMF, Diguyur Utang Rp50 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dana Moneter Internasional ( IMF ) resmi menyetujui pinjaman kepada Pakistan sebesar USD3 miliar atau Rp50 triliun untuk membantu menyelamatkan perekonomian yang sedang sakit. Tahap pertama IMF akan mencairkan dana talangan sebesar USD1,2 miliar.
Melansir CNN Business, Pakistan dan IMF telah mencapai kesepakatan bulan lalu dengan pinjaman dana lebih besar daripada yang diharapkan untuk negara berpenduduk 230 juta orang tersebut. Negara ini menghadapi krisis neraca pembayaran akut dengan cadangan bank sentral yang hanya cukup menutupi impor.
"IMF menyetujui Stand-By Arrangement (SBA) selama 9 bulan untuk Pakistan dengan jumlah SDR2.250 juta atau sekitar USD3 miliar atau 111% dari permintaan untuk mendukung program stabilisasi ekonomi," ujar Dewan Eksekutif IMF melalui pernyataan resmi.
IMF mengungkapkan pertimbangan yang pada akhirnya menyetujui pinjaman tersebut. Salah satunya kesalahan kebijakan pemerintah berakibat pada defisit fiskal hingga meningkatnya inflasi sehingga menggerus devisa.
Kesepakatan utang dianggap sebagai penyelamat bagi Pakistan, yang telah berada di ambang gagal bayar setelah delapan bulan negosiasi alot mengenai disiplin fiskal.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa dana talangan ini merupakan sebuah langkah besar dalam upaya pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan mencapai stabilitas makroekonomi.
"Ini memperkuat posisi ekonomi Pakistan untuk mengatasi tantangan-tantangan ekonomi jangka pendek dan menengah, memberikan ruang fiskal bagi pemerintah berikutnya untuk memetakan jalan ke depan," katanya.
Pemerintahan Koalisi Sharif akan menghadapi pemilihan umum nasional tahun ini dan harus mengambil langkah-langkah disiplin fiskal.
Langkah-langkah ini termasuk bank sentral yang menaikkan suku bunga kebijakannya ke rekor tertinggi 22% sementara rakyat Pakistan harus berjuang melawan inflasi mencapai sekitar 29% dan pemerintah menaikkan pajak baru sebesar 385 miliar rupee atau skitar USD1,39 miliar.
Jangkar Kebijakan
IMF mengatakan bahwa pendanaan baru ini akan menyediakan sebuah jangkar kebijakan untuk mengatasi ketidakseimbangan domestik dan eksternal dan sebuah kerangka kerja untuk dukungan keuangan dari mitra-mitra multilateral dan bilateral.
"Program ini akan fokus pada implementasi anggaran untuk memfasilitasi penyesuaian fiskal yang dibutuhkan Pakistan dan memastikan keberlanjutan utang, sambil melindungi pengeluaran sosial yang penting kembali ke nilai tukar yang ditentukan pasar dan pasar valuta asing yang berfungsi dengan baik untuk menyerap guncangan eksternal dan menghilangkan kekurangan valuta asing," kata IMF.
IMF meminta Islamabad dapat memastikan sebuah kebijakan moneter yang ketat untuk disinflasi dan kemajuan lebih lanjut dalam reformasi struktural terutama di sektor energi, tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ketahanan iklim.
Kesepakatan tersebut memberikan kelegaan para investor saham, nilai tukar dan obligasi negara tersebut yang dianggap akan membuka lebih banyak pembiayaan eksternal. Sekutu lama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah mendepositokan USD3 miliar di bank sentral Pakistan dalam dua hari terakhir.
Sharif mengatakan bahwa China telah memberikan pinjaman sebesar USD5 miliar dalam tiga bulan terakhir untuk menyelamatkan negaranya dari gagal bayar. Lembaga pemeringkat kredit Fitch telah menaikkan peringkat utang Pakistan menjadi CCC dari CCC-.
Melansir CNN Business, Pakistan dan IMF telah mencapai kesepakatan bulan lalu dengan pinjaman dana lebih besar daripada yang diharapkan untuk negara berpenduduk 230 juta orang tersebut. Negara ini menghadapi krisis neraca pembayaran akut dengan cadangan bank sentral yang hanya cukup menutupi impor.
"IMF menyetujui Stand-By Arrangement (SBA) selama 9 bulan untuk Pakistan dengan jumlah SDR2.250 juta atau sekitar USD3 miliar atau 111% dari permintaan untuk mendukung program stabilisasi ekonomi," ujar Dewan Eksekutif IMF melalui pernyataan resmi.
IMF mengungkapkan pertimbangan yang pada akhirnya menyetujui pinjaman tersebut. Salah satunya kesalahan kebijakan pemerintah berakibat pada defisit fiskal hingga meningkatnya inflasi sehingga menggerus devisa.
Kesepakatan utang dianggap sebagai penyelamat bagi Pakistan, yang telah berada di ambang gagal bayar setelah delapan bulan negosiasi alot mengenai disiplin fiskal.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa dana talangan ini merupakan sebuah langkah besar dalam upaya pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan mencapai stabilitas makroekonomi.
"Ini memperkuat posisi ekonomi Pakistan untuk mengatasi tantangan-tantangan ekonomi jangka pendek dan menengah, memberikan ruang fiskal bagi pemerintah berikutnya untuk memetakan jalan ke depan," katanya.
Pemerintahan Koalisi Sharif akan menghadapi pemilihan umum nasional tahun ini dan harus mengambil langkah-langkah disiplin fiskal.
Langkah-langkah ini termasuk bank sentral yang menaikkan suku bunga kebijakannya ke rekor tertinggi 22% sementara rakyat Pakistan harus berjuang melawan inflasi mencapai sekitar 29% dan pemerintah menaikkan pajak baru sebesar 385 miliar rupee atau skitar USD1,39 miliar.
Jangkar Kebijakan
IMF mengatakan bahwa pendanaan baru ini akan menyediakan sebuah jangkar kebijakan untuk mengatasi ketidakseimbangan domestik dan eksternal dan sebuah kerangka kerja untuk dukungan keuangan dari mitra-mitra multilateral dan bilateral.
"Program ini akan fokus pada implementasi anggaran untuk memfasilitasi penyesuaian fiskal yang dibutuhkan Pakistan dan memastikan keberlanjutan utang, sambil melindungi pengeluaran sosial yang penting kembali ke nilai tukar yang ditentukan pasar dan pasar valuta asing yang berfungsi dengan baik untuk menyerap guncangan eksternal dan menghilangkan kekurangan valuta asing," kata IMF.
IMF meminta Islamabad dapat memastikan sebuah kebijakan moneter yang ketat untuk disinflasi dan kemajuan lebih lanjut dalam reformasi struktural terutama di sektor energi, tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ketahanan iklim.
Kesepakatan tersebut memberikan kelegaan para investor saham, nilai tukar dan obligasi negara tersebut yang dianggap akan membuka lebih banyak pembiayaan eksternal. Sekutu lama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah mendepositokan USD3 miliar di bank sentral Pakistan dalam dua hari terakhir.
Sharif mengatakan bahwa China telah memberikan pinjaman sebesar USD5 miliar dalam tiga bulan terakhir untuk menyelamatkan negaranya dari gagal bayar. Lembaga pemeringkat kredit Fitch telah menaikkan peringkat utang Pakistan menjadi CCC dari CCC-.
(nng)