Tanpa Perpres, ESDM Ngos-ngosan Kejar Target EBT 23%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Realisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam porsi bauran energi hingga triwulan pertama tahun ini baru 11,51%. Padahal, pada 2024 mendatang Indonesia mentargetkan capaian EBT dalam porsi bauran energi bisa mencapai 23%.
Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, FX Sujiastoto tak menampik, untuk bisa mencapai target bauran energi 23% pada 2024 mendatang perlu effort luar biasa. Sebab, jika melihat laju pertumbuhan EBT hanya 500 megawatt (MW) per tahun.
"Namun, kalau kita cermati kita lihat perkembangannya, dalam tiga empat tahun terakhir perkembangannya hanya tumbuh 500 MW per tahun. Ke depan tanpa effort maka lima tahun kedepan kita itu hanya akan nambah 2.500 MW. Maka pada 2024 itu hanya 12.800 MW. Ini gap-nya besar. Maka perlu adanya upaya percepatan," ujar Totok dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7/2020).
Dia mengaku untuk bisa sampai pada tahap 23% pada bauran energi memang perlu kerja keras karena penambahan kapasitas EBT yang harus dikejar sebesar 20.000 MW. Ia menjelaskan perlu penambahan siginifikan untuk mengejar target ini.
"Ini tantangan kita, bagaimana mengindentifikasi untuk melakukan langkah ekstraordinary. Salah satunya adalah membuat iklim investasi di sektor ini menarik," ujar Totok.
Dia menyebut, upaya yang harus dilakukan agar tidak ngos-ngosan mengejar target bauran EBT, Presiden Jokowi diharapkan segera mengeluarkan Perpres Harga Khusus EBT. Harapannya, dengan adanya harga khusus ini maka investasi di sektor EBT bisa lebih menarik.
"Ini akan kami melaukan revisi aturan untuk mendukung pengembangan EBT. Antara lain, kami akan menyelesaikan Perpres Harga EBT. Tadinya harga EBT kan cuman permen. Lalu, kami juga siapkan roadmap soal EBT. Degan berbagai trobosan dalam mengemas EBT. Lalu kami mengupayakan pendaanan murah. Ini kita upayakan," ujar Totok.
Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, FX Sujiastoto tak menampik, untuk bisa mencapai target bauran energi 23% pada 2024 mendatang perlu effort luar biasa. Sebab, jika melihat laju pertumbuhan EBT hanya 500 megawatt (MW) per tahun.
"Namun, kalau kita cermati kita lihat perkembangannya, dalam tiga empat tahun terakhir perkembangannya hanya tumbuh 500 MW per tahun. Ke depan tanpa effort maka lima tahun kedepan kita itu hanya akan nambah 2.500 MW. Maka pada 2024 itu hanya 12.800 MW. Ini gap-nya besar. Maka perlu adanya upaya percepatan," ujar Totok dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7/2020).
Dia mengaku untuk bisa sampai pada tahap 23% pada bauran energi memang perlu kerja keras karena penambahan kapasitas EBT yang harus dikejar sebesar 20.000 MW. Ia menjelaskan perlu penambahan siginifikan untuk mengejar target ini.
"Ini tantangan kita, bagaimana mengindentifikasi untuk melakukan langkah ekstraordinary. Salah satunya adalah membuat iklim investasi di sektor ini menarik," ujar Totok.
Dia menyebut, upaya yang harus dilakukan agar tidak ngos-ngosan mengejar target bauran EBT, Presiden Jokowi diharapkan segera mengeluarkan Perpres Harga Khusus EBT. Harapannya, dengan adanya harga khusus ini maka investasi di sektor EBT bisa lebih menarik.
"Ini akan kami melaukan revisi aturan untuk mendukung pengembangan EBT. Antara lain, kami akan menyelesaikan Perpres Harga EBT. Tadinya harga EBT kan cuman permen. Lalu, kami juga siapkan roadmap soal EBT. Degan berbagai trobosan dalam mengemas EBT. Lalu kami mengupayakan pendaanan murah. Ini kita upayakan," ujar Totok.
(nng)