Respons Rencana Hapus Kredit Macet UMKM, Asprindo: Perlu Didampingi Agar Bisa Bangkit

Minggu, 23 Juli 2023 - 11:48 WIB
loading...
Respons Rencana Hapus Kredit Macet UMKM, Asprindo: Perlu Didampingi Agar Bisa Bangkit
Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (Asprindo) menerangkan, penghapusan kredit macet UMKM hendaknya diikuti dengan pembinaan sehingga UMKM itu kembali tumbuh dan berkembang. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wacana pemerintah yang akan menghapus kredit macet UMKM mendapatkan apresiasi dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (Asprindo) , H. Jose Rizal. Pasalnya menurut Jose, langkah pemerintah tersebut dapat meningkatkan geliat perekenomian nasional.



Selain itu kata dia, penghapusan kredit macet UMKM tersebut merupakan perwujudan dari prinsip keadilan bagi seluruh warga negara. "Kalau pengusaha kelas kakap bisa diberi ruang untuk itu, masak untuk pelaku UMKM yang notabene adalah pengusaha bumiputera tidak bisa," ujar Jose di Jakarta, Sabtu (22/7/2023).

"Lagi pula besarnya paling banyak 2 Miliar per orang. Sedangkan bagi pengusaha besar yang nilainya triliunan bisa diberi fasilitas itu, apalagi hanya 2 miliar 3 miliar," sambungnya.



Namun menurut Jose langkah penghapusan kredit macet UMKM hendaknya diikuti dengan pembinaan sehingga UMKM itu kembali tumbuh dan berkembang. "Mereka perlu didampingi biar bisa bangkit lagi," ujarnya lagi.

Dia menambahkan, bahwa Asprindo menyiapkan sumberdaya manusia untuk dapat mendampingi para pelaku UMKM itu. "Kami Asprindo siap untuk melakukan pendampingan bagi UMKM yang mendapatkan restrukturisasi utang itu," pungkasnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanggil Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar ke Istana Negara diantaranya membahas terkait upaya penghapus bukuan kredit macet usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Airlangga mengatakan dalam menjalankan upaya tersebut, sejumlah aturan tengah disiapkan oleh pemerintah.

“Tadi kami membahas mengenai restrukturisasi UMKM, termasuk penghapus bukuan atau tagihan. Berdasarkan perundang-perundangannya sebetulnya semua siap,” ujar Airlangga setelah dipanggil Jokowi ke Istana Presiden, Selasa (18/7/23).

Aturan yang dimaksud diantaranya adalah UU 10/1998 tentang Perbankan. Dalam aturan itu dijelaskan apabila bank kesulitan melakukan usaha, maka dapat melakukan penghapus bukuan kredit dan ini berlaku untuk seluruh perbankan.

Airlangga juga mengatakan, terdapat Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/POJK.03/2019 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

Pemerintah juga telah menyiapkan ketentuan yang masuk dalam Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

"Dalam pasal 250-251 disampaikan mengenai pengaturan piutang macet, utamanya UMKM yaitu dapat dilakukan penghapus bukuan dan penghapusan tagihan," katanya.

Pemerintah pun saat ini masih menyelesaikan ketentuan perpajakan terkait UMKM dan ketentuan lainnya. Adapun, terdapat berbagai syarat penghapusbukuan kredit UMKM. Menurut Airlangga, piutang macet itu harus restrukturisasi terlebih dahulu, kemudian setelah penagihan optimal restrukturisasi tetap tidak tertagih, maka bisa dihapus bukukan dan hapus tagih.

Sementara itu, menurutnya penghapus bukuan akan menjadi kerugian perbankan. Khusus bagi himpunan bank milik negara (Himbara) atau bank BUMN, penghapus bukuan kredit UMKM bukan menjadi kerugian keuangan negara, tetapi kerugian yang dapat dihapus bukukan dan diatur secara perundang-undangan.

Sejalan dengan rencana tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan skema restrukturisasi kredit bagi UMKM sebelum bergulirnya payung hukum.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan skema restrukturisasi yang telah disipakan dalam jangka pendek bagi UMKM yakni penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu atau tenor pinjaman, pengurangan tunggakan pokok, pengurangan tunggakan bunga, serta penambahan fasilitas kredit pembiayaan.

“Selain itu juga, konversi kredit pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara,” ujarnya.

Menurut Teten, Himbara juga telah mendukung kebijakan penghapusan piutang macet UMKM. Namun, Himbara membutuhkan kepastian hukum untuk melaksanakan penghapus tagihan piutang macet UMKM.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2412 seconds (0.1#10.140)