Kenaikan Bawang dan Cabai Kerek Inflasi Yogyakarta

Jum'at, 02 Desember 2016 - 02:12 WIB
Kenaikan Bawang dan Cabai Kerek Inflasi Yogyakarta
Kenaikan Bawang dan Cabai Kerek Inflasi Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi kenaikan inflasi pada bulan November 2016 dibanding dengan bulan sebelumnya, Oktober. Kenaikan ini karena adanya peningkatan harga beberapa komoditas. Komoditas yang paling berpengaruh terhadap kenaikan inflasi ini adalah bawang merah dan cabai.

Kepala BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Kristianto mengatakan, laju inflasi di Kota Yogyakarta pada bulan November 2016 memang mengalami tren kenaikan jelang akhir tahun. Laju inflasi di November 2016 mencapai 0,32% atau naik dibandingkan inflasi Oktober yang hanya 0,05%.

Inflasi di Yogyakarta pada November disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). "Selama November ada empat kelompok pengeluaran mengalami kenaikanangka indeks," tuturnya, Kamis (1/12/2016).

Empat kelompok pengeluaran tersebut di antaranya adalah kelompok bahan makanan naik 1,31%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,30%. Sementara kelompok kesehatan naik 0,33% dan terakhir kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,28%. Kenaikan empat kelompok pengeluaran tersebut mengakibatkan terjadinya inflasi.

Selain ada kenaikan di empat kelompok pengeluaran, setidaknya ada tiga kelompok lainnya yang menahan laju inflasi di wilayah ini. Tiga kelompok tersebut adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar turun 0,13%. Kelompok sandang turun 0,21% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,08%.

Menurut Bambang, kenaikan harga yang cukup signifikan dan berpengaruh pada inflasi paling besar pada kelompok bahan makanan yaitu kenaikan harga bawang merah dan cabai selama November. Seperti diketahui, harga bawang merah di wilayah ini mencapai Rp40.000 per kilogramnya dan harga cabai merah sempat menyentuh level Rp60.000 per kilogramnya. "Harga bawang merah naik sebesar 27,55 persen dengan memberikan andil pada laju inflasi sebesar 0,14 persen," paparnya.

Harga cabai merah justru naik lebih besar lagi, mencapai angka 34,58% dan memberikan andil sebesar 0,08%, cabai rawit naik 52,39% dengan memberikan andil sebesar 0,05%. Meski naik signifikan, lanjutnya, tetapi kenaikan harga bawang merah bobotnya lebih besar dibanding dengan kenaikan harga cabai merah.

Jadi meski kenaikan bawang merah lebih rendah dibanding cabai tetapi karena bobotnya lebih tinggi bawang merah maka bawang merah memberi pengaruh lebih besar terhadap inflasi dibanding cabai. Selain itu, tarif pulsa ponsel yang naik 1,83% juga memberi andil sebesar 0,03%. Komoditas lain yang mengalami kenaikan adalah gudeg, soto, dan bawang putih naik 2,73%, 1,65%, dan 3,23% dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02%.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan inflasi selama November adalah penurunan harga semen 7,08% dengan memberikan andil sebesar -0,05%, daging ayam ras turun 4,01% dengan memberi andil sebesar -0,04%, telur ayam ras turun 3,47 % dengan memberikan andil sebesar -0,02%, apel, kentang, gula pasir, alpukat, pengharum/pelembut cucian, semangka, susu bubuk, dan emas perhiasan turun 5,08% dan 10,05%.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Hilman Tisnawan mengatakan, seperti biasanya faktor cuaca akan berpengaruh terhadap pasokan bahan makanan terutama bawang merah dan cabai. Biasanya di musim hujan seperti sekarang ini, pasokan kedua komoditas tersebut berkurang dan mengakibatkan harga terkerek naik. "Kalau pasokan sedikit maka sesuai hukum ekonomi akan mengalami kenaikan harga," terangnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0991 seconds (0.1#10.140)