Siap-siap! BRICS Bahas Peluncuran Mata Uang Global Pesaing Dolar

JAKARTA - Rusia bersama dengan anggota BRICS dan negara-negara Afrika lainnya sedang mendiskusikan penciptaan mata uang global baru yang akan menantang dominasi dolar AS. Mata uang baru itu disebutkan bakal menjadi serupa dengan euro untuk negara-negara non-Barat.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Duma Negara Aleksandr Babakov dalam sebuah wawancara dengan media Rusia. Babakov menyatakan bahwa setelah lulus ujian sanksi Barat, Moskow siap untuk mengambil peran baru dalam tatanan dunia dan, bersama dengan mitranya, merusak hegemoni AS.



Mengklaim KTT Rusia-Afrika yang diadakan di St. Petersburg minggu lalu adalah bukti langsung dari kegagalan kolektif Barat untuk mengisolasi Rusia, dia menguraikan tren baru dalam sistem hubungan internasional.

Babakov menekankan bahwa mencapai kedaulatan nyata bagi Rusia akan mengharuskan pergeseran dari dominasi mata uang AS. Moskow dan mitranya, jelas dia, perlu menyepakati unit moneter baru dan aturan serta fungsinya.

Ketika ditanya tentang mata uang baru, anggota parlemen Rusia itu menjawab: "Ini bukan yuan dan bukan rubel. Sudah ada formulasi tertentu. Namanya tidak penting, tapi harus analog dengan dolar," ujarnya seperti dilansir Russia Today, Jumat (4/8/2023).



"Bagaimanapun, BRICS dalam hal potensinya saat ini lebih besar dari G7. Artinya, potensi pasar tempat mata uang ini bisa berfungsi sangat luas. Tidak ada alasan untuk terikat dengan dolar," tegas Babakov.

Negara-negara BRICS telah berusaha untuk menjauh dari dolar AS dalam perdagangan bersama. Tren de-dolarisasi telah mendapatkan momentum setelah sanksi yang secara efektif memotong Rusia dari sistem keuangan yang didominasi Barat. Banyak negara berkembang – termasuk sesama anggota BRICS Cina, India, Brasil, dan Afrika Selatan – juga mulai beralih ke mata uang alternatif dalam perdagangan.

Moskow melontarkan gagasan untuk memperkenalkan mata uang BRICS tahun lalu. Presiden Vladimir Putin mengatakan Juni lalu bahwa negara-negara anggota sedang bekerja untuk mengembangkan mata uang cadangan baru berdasarkan sekeranjang mata uang nasional yang digunakan oleh blok lima negara tersebut.