Kader JKN, Pejuang Keberlangsungan Jaminan Kesehatan Nasional
loading...
A
A
A
“Sudah 5 tahun saya menjadi kader JKN, tentu banyak kendala yang dihadapi di awal. Tapi alhamdulillah, semakin kesini semakin mudah. Apalagi, masyarakat yang ditemui sudah teredukasi baik. Itu semua karena saya mengedepankan kekeluargaan, utamanya membantu mereka yang dalam kesulitan bayar iuran dengan melunasinya dulu,” ujarnya, saat dihubungi, Rabu (29/7/2020).
Diakuinya, meski dalam bekerja tentu ada target fee yang didapatkan, tapi jika ada peserta yang dibawah penaganannya bermasalah, pihaknya langsung sigap membantu.
“Biasa dari fee itu, saya bantu lunaskan dahulu iurannya. Baru kemudian mereka cicil sedikit-sedikit. Ini tentunya untuk menjaga keberlangsungan manfaat program bagi peserta JKN-KIS. Apalagi, yang saya tangani ada 500 kepala keluarga (KK),” tuturnya.
Ratna menuturkan, pola yang selama ini diterapkannya sangat jitu mengajak warga lain menjadi peserta JKN-KIS, dan membuat mereka taat membayar iuran tepat waktu. Itu dipicu, warga yang telah dibantunya turut andil melakukan sosialisasi manfaat kepesertaan yang sudah dirasakannya.
“Saya bantu mereka tidak pandang bulu, kalau itu merupakan warga saya langsung ditangani. Makanya, setiap turun edukasi ke mereka secara detail disampaikan manfaat JKN-KIS,” terangnya.
Dahulu, Kaluku Bodoa banyak warga nanti sakit baru akan membayarkan iurannya ataukan baru akan menjadi peserta JKN-KIS. Tapi, saat ini kondisinya sudah berubah rata-rata mereka sudah sadar pentingnya program itu.
Hal tersebut juga didukung dengan kemudahan yang dihadirkan BPJS Kesehatan melalui Mobile JKN.
“Mobile JKN mempermudah saya dalam menjalankan tugas sebagai JKN. Bisa dibilang, layanan ini mendekatkan program JKN-KIS ke warga. Itu didukung dengan adanya lima kemudahan yang diberikan,” tuturnya.
Lima kemudahan tersebut, kemudahan untuk mendaftar dan mengubah data kepesertaan, kemudahan mencari informasi data peserta keluarga, kemudahan untuk mencari informasi kiriman iuran peserta, kemudahan mendapatkan informasi dan jawaban seputar JKN KIS.
“Saya harapkan peserta lebih sadar dalam membayar iuran, meski tidak sakit. Karena kelak, jika sakit akan bermanfaat, apalagi kesehatan itu sangat mahal harganya,” paparnya.
Diakuinya, meski dalam bekerja tentu ada target fee yang didapatkan, tapi jika ada peserta yang dibawah penaganannya bermasalah, pihaknya langsung sigap membantu.
“Biasa dari fee itu, saya bantu lunaskan dahulu iurannya. Baru kemudian mereka cicil sedikit-sedikit. Ini tentunya untuk menjaga keberlangsungan manfaat program bagi peserta JKN-KIS. Apalagi, yang saya tangani ada 500 kepala keluarga (KK),” tuturnya.
Ratna menuturkan, pola yang selama ini diterapkannya sangat jitu mengajak warga lain menjadi peserta JKN-KIS, dan membuat mereka taat membayar iuran tepat waktu. Itu dipicu, warga yang telah dibantunya turut andil melakukan sosialisasi manfaat kepesertaan yang sudah dirasakannya.
“Saya bantu mereka tidak pandang bulu, kalau itu merupakan warga saya langsung ditangani. Makanya, setiap turun edukasi ke mereka secara detail disampaikan manfaat JKN-KIS,” terangnya.
Dahulu, Kaluku Bodoa banyak warga nanti sakit baru akan membayarkan iurannya ataukan baru akan menjadi peserta JKN-KIS. Tapi, saat ini kondisinya sudah berubah rata-rata mereka sudah sadar pentingnya program itu.
Hal tersebut juga didukung dengan kemudahan yang dihadirkan BPJS Kesehatan melalui Mobile JKN.
“Mobile JKN mempermudah saya dalam menjalankan tugas sebagai JKN. Bisa dibilang, layanan ini mendekatkan program JKN-KIS ke warga. Itu didukung dengan adanya lima kemudahan yang diberikan,” tuturnya.
Lima kemudahan tersebut, kemudahan untuk mendaftar dan mengubah data kepesertaan, kemudahan mencari informasi data peserta keluarga, kemudahan untuk mencari informasi kiriman iuran peserta, kemudahan mendapatkan informasi dan jawaban seputar JKN KIS.
“Saya harapkan peserta lebih sadar dalam membayar iuran, meski tidak sakit. Karena kelak, jika sakit akan bermanfaat, apalagi kesehatan itu sangat mahal harganya,” paparnya.