Wall Street Tak Kompak saat Pembukaan, Investor Nantikan Data Penjualan Eceran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street mengalami koreksi pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (14/8/2023). Pelaku pasar fokus menantikan data penjualan ritel serta survei manufaktur untuk mengukur ketahanan belanja konsumen hingga arah suku bunga .
Dow Jones Industrial Average menguat 0,04% di 35.295,09. S&P 500 terkoreksi 0,13% di 4.458,12, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,29% menjadi 13.605,96.
Investor tengah menantikan rilis angka penjualan ritel Amerika Serikat untuk periode Juli pada Selasa depan (15/8/2023), setelah bulan sebelumnya mencapai level 0,2% Month-to-Month (MtM).
Pembacaan ini cukup krusial mengingat indeks harga produsen (PPI) yang dirilis pekan lalu membangkitkan kekhawatiran bahwa bank sentral berpotensi mempertahankan lonjakan suku bunga lebih lama.
"Pada dasarnya investor masih menunggu rangkaian kabar ekonomi sepanjang pekan ini," kata Ekonom Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, dilansir Reuters, Senin (14/8).
Imbal hasil (yield) surat utang AS sempat menguat beberapa waktu terakhir menyusul sentimen pengetatan suku bunga. Sehingga, situasi itu membebani sejumlah sektor, termasuk teknologi yang sensitif terhadap katalis suku bunga.
Indikator suku bunga CME Group, Fedwatch, membaca peluang sebesar 89% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan September mendatang. Mereka bertaruh bank sentral akan menahannya hingga tutup tahun ini.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,04% di 35.295,09. S&P 500 terkoreksi 0,13% di 4.458,12, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,29% menjadi 13.605,96.
Investor tengah menantikan rilis angka penjualan ritel Amerika Serikat untuk periode Juli pada Selasa depan (15/8/2023), setelah bulan sebelumnya mencapai level 0,2% Month-to-Month (MtM).
Pembacaan ini cukup krusial mengingat indeks harga produsen (PPI) yang dirilis pekan lalu membangkitkan kekhawatiran bahwa bank sentral berpotensi mempertahankan lonjakan suku bunga lebih lama.
"Pada dasarnya investor masih menunggu rangkaian kabar ekonomi sepanjang pekan ini," kata Ekonom Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, dilansir Reuters, Senin (14/8).
Imbal hasil (yield) surat utang AS sempat menguat beberapa waktu terakhir menyusul sentimen pengetatan suku bunga. Sehingga, situasi itu membebani sejumlah sektor, termasuk teknologi yang sensitif terhadap katalis suku bunga.
Indikator suku bunga CME Group, Fedwatch, membaca peluang sebesar 89% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan September mendatang. Mereka bertaruh bank sentral akan menahannya hingga tutup tahun ini.
(uka)