Rupiah Makin Parah, Hari Ini Anjlok Sentuh Level Rp15.341 per USD

Selasa, 15 Agustus 2023 - 16:08 WIB
loading...
Rupiah Makin Parah,...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah semakin parah pada perdagangan Selasa (15/8/2023) dengan penurunan 26 poin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (15/8/2023), dengan penurunan 26 poin di level Rp15.341 dari penutupan sebelumnya di Rp15.315.



Kejatuhan kurs rupiah juga terlihat menurut data JISDOR BI (Bank Indonesia), dimana hari ini bertengger pada level Rp15.346 per USD. Posisi tersebut lebih lemah dari sesi sebelumnya di posisi Rp15.323/USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS telah menguat setelah rilis sejumlah indikator ekonomi China yang mengecewakan sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan global, mendorong permintaan untuk safe-haven greenback.

“Sebelum rilis data Tiongkok, Bank Rakyat Tiongkok terkejut dengan keputusan memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya dalam tiga bulan bulan pada hari Selasa untuk menopang ekonomi negara yang tergagap-gagap,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (15/8/2023).



Kekhawatiran ini dapat dimengerti karena hasil industri Juli tumbuh 3,7% dari tahun sebelumnya, melambat dari laju 4,4% yang terlihat di bulan Juni. Sedangkan penjualan ritel Juli naik 2,5%, turun dari kenaikan 3,1% bulan sebelumnya, menambah kekhawatiran tentang goyahnya pemulihan pasca-pandemi di ekonomi terbesar kedua di dunia.

Adanya kekhawatiran bahwa inflasi yang kaku akan mendorong Federal Reserve atau Bank Sentral AS (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan para pedagang sebelumnya.

Data penjualan ritel AS terbaru akan dirilis Selasa malam dan dapat menambah perdebatan. Sejauh ini konsumen AS telah bertahan bahkan dalam menghadapi kenaikan suku bunga, dan lebih banyak kekuatan dapat semakin mendorong dolar.

Seperti halnya gejolak politik AS yang terus berlanjut, dengan mantan Presiden AS Donald Trump dihantam dengan lebih banyak dakwaan kriminal ketika dewan juri Georgia mengeluarkan dakwaan Senin malam yang menuduhnya mencoba membalikkan kekalahan pemilu 2020 dari Demokrat Joe Biden.

Dari sisi internal, pemerintah menegaskan bahwa kondisi ekonomi global masih menunjukkan pelemahan. Hal ini tercermin dari PMI (purchasing managers index) Manufaktur global yang masih dalam posisi kontraktif yaitu dibawah 50. Terutama dari negara-negara seperti Eropa dan Tiongkok yang merupakan dua negara besar yang PMI nya lemah.

Di sisi lain, PMI Manufaktur Indonesia masih berada di zona ekpansif yang menguat yaitu berada di level 53,3 pada Juli 2023. Menkeu menjelaskan, sedangkan Eropa sangat turun di level 42,7. Kemudian Tiongkok masih berada di 49,2, Amerika Serikat (AS) 49,0, dan Jepang juga negatif di level 49,0.

Sementara itu, Indonesia dan India menjadi dua negara yang memiliki ekonomi kuat dan mengalami pertumbuhan yang tinggi. Sementara, ada negara-negara di ASEAN maupun Asia yang selama ini cukup kuat, namun saat ini dalam posisi tertindas oleh ekonomi global yang melemah.

Seperti Vietnam yang selama pandemi menunjukan kinerja yang kuat sekarang mengalami pelemahan di 48,7, dan Malaysia 47,8. Di lihat dari total negara yang di survei, sebanyak 72,7% berada dalam aktifitas PMI manufaktur yang kontaktif. Artinya perekonomian dunia dicirikan dengan mayoritas negara dengan kondisi kegiatan manufakturnya melambat.

Selanjutnya, PMI yang di atas 50 hanya sebesar 9,1%. Artinya menunjukan ekspansi namun dalam tren melambat. Serta, sebanyak 18,2% PMI nya menunjukan ekspansi dan akseleratif, ini termasuk negara Indonesia, India, Filipina, dan Meksiko.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah diprediksi masih bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melemah di rentang Rp15.320 - Rp15.390 per USD.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1171 seconds (0.1#10.140)