Wall Street Dibuka Turun Imbas The Fed Bakal Tahan Lonjakan Suku Bunga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (15/8/2023). Katalis data penjualan ritel yang baru dirilis membangkitkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve ( The Fed ) akan mempertahankan lonjakan suku bunga pada pertemuan bulan September.
Dow Jones Industrial Average melemah 0,36% di 35.180,17. S&P 500 terkoreksi sebesar 0,34%di 4.474,54, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,22% menjadi 13.757,50.
Departemen Perdagangan AS mencatat kenaikan penjualan ritel sebesar 0,7% pada periode Juli 2023. Angka ini melebihi ekspektasi konsensus analis yang menguat sebesar 0,4%.
Persentase tersebut juga lebih tinggi dari periode sebelumnya, sehingga membawa sinyal bahwa ekonomi negeri Paman Sam masih cukup kuat. Dikhawatirkan inflasi bakal kembali memanas.
"Kami masih waspada terhadap The Fed, sekaligus kebijakan apa yang akan mereka ambil selanjutnya. Tidak mengherankan ada reaksi di pasar," kata Founder Andersen Capital Management, Peter Andersen, dilansir Reuters, Selasa (15/8/2023).
Dari sisi pasar surat berharga, imbal hasil Treasury AS yang bertenor 10 tahun naik mendekati level tertingginya dalam 10 bulan terakhir sebesar 4,27%.
Kenaikan yield surat utang negara menjadi pemberat bagi bursa saham AS, terlebih setelah indeks harga produsen melonjak dari perkiraan pasar. Kondisi ini memicu kecemasan bahwa suku bunga The Fed akan bertahan di puncak.
Dow Jones Industrial Average melemah 0,36% di 35.180,17. S&P 500 terkoreksi sebesar 0,34%di 4.474,54, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,22% menjadi 13.757,50.
Departemen Perdagangan AS mencatat kenaikan penjualan ritel sebesar 0,7% pada periode Juli 2023. Angka ini melebihi ekspektasi konsensus analis yang menguat sebesar 0,4%.
Persentase tersebut juga lebih tinggi dari periode sebelumnya, sehingga membawa sinyal bahwa ekonomi negeri Paman Sam masih cukup kuat. Dikhawatirkan inflasi bakal kembali memanas.
"Kami masih waspada terhadap The Fed, sekaligus kebijakan apa yang akan mereka ambil selanjutnya. Tidak mengherankan ada reaksi di pasar," kata Founder Andersen Capital Management, Peter Andersen, dilansir Reuters, Selasa (15/8/2023).
Dari sisi pasar surat berharga, imbal hasil Treasury AS yang bertenor 10 tahun naik mendekati level tertingginya dalam 10 bulan terakhir sebesar 4,27%.
Kenaikan yield surat utang negara menjadi pemberat bagi bursa saham AS, terlebih setelah indeks harga produsen melonjak dari perkiraan pasar. Kondisi ini memicu kecemasan bahwa suku bunga The Fed akan bertahan di puncak.
(uka)