3 Alasan Indonesia Belum Gabung BRICS, Nomor 1 Masih Tergantung Dolar
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) adalah kelompok negara-negara berkembang yang memiliki potensi ekonomi politik yang besar di tingkat global. Beberapa bulan terakhir memang santer diberitakan mengenai wacana ekspansi keanggotaan koalisi ekonomi BRICS. Beberapa negara pun sudah terang-terangan menyatakan minat untuk bergabung dengan BRICS.
Saat ini, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang kerap dikaitkan untuk segera bergabung dengan BRICS. Namun sejauh ini, Indonesia belum mengambil langkah keputusan atas hal tersebut. Kemungkinan ada 3 alasan Indonesia belum bergabung dengan BRICS. Berikut alasan Indonesia Belum Bergabung BRICS.
1. Indonesia Masih Menggunakan SWIFT World Bank
Sejauh ini Indonesia masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap nilai mata uang dolar AS. Meski beberapa tahun terakhir Indonesia telah melakukan beberapa upaya dedolarisasi atau mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.
Jika Indonesia bergabung dengan BRICS sudah dipastikan rupiah tidak akan lagi bergantung dengan naik turunnya nilai dolar. Terlebih BRICS kini dalam upaya dedolarisasi pengembangan sistem pembayaran global. Selain itu, BRICS juga berinisiatif untuk menantang dolar dengan adanya usulan mata uang bersama untuk blok ini. Nantinya, jika Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan BRICS, maka penggunaan SWIFT akan bergeser.
Hal ini menjadi salah satu fenomena yang cukup mengguncang ekonomi dunia, terlebih Indonesia saat ini termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kawasan Asia Tenggara.
2. BRICS Masih Belum Terlalu Kokoh
Banyak pakar yang mengatakan jika BRICS masih belum terlalu kokoh, meskipun BRICS berperan signifikan dalam perekonomian global, sejauh ini BRICS masih menghadapi berbagai tantangan dan masalah.
Salah satu permasalahan yang harus dipecahkan adalah mereka masih dihadapkan tantangan eksternal seperti "Perang Dagang" antara China dan AS yang telah memengaruhi stabilitas ekonomi global secara luas.
Selain itu BRICS juga kerap mengalami masalah internal seperti perseteruan antara Cina dan India yang diawali oleh bentrokan yang terjadi di perbatasan kedua negara tahun 2020 silam. Tak berhenti sampai di situ, persaingan ekonomi antara Afrika Selatan, Brasil dan Rusia juga masih dipertanyakan apakah BRICS mampu membentuk kekuatan bersama para negara pilarnya.
3. Indonesia Masih Melakukan Penilaian Menyeluruh
Sebagai negara yang masih belum memutuskan untuk bergabung dengan BRICS, Indonesia masih harus melakukan penilaian menyeluruh dengan menitikberatkan pada perbedaan ideologi, kebijakan luar negeri dan politik global.
Pasalnya, kehadiran BRICS memang bertujuan untuk mengurangi dominasi kekuasaan yang selama ini masih dipegang Barat. Dalam hal ini, Indonesia merupakan negara bisa dianggap netral. Indonesia dikenal memiliki hubungan baik dengan the Global South (negara berkembang di belahan bumi selatan dan the Global North (negara maju di belahan bumi utara yang berkorelasi dengan kekuasaan Barat).
Selain itu hubungan Indonesia dengan negara besar seperti Cina, Rusia, AS dan Australia berjalan sangat baik.Sehingga jika bergabung dengan BRICS Indonesia perlu memposisikan diri secara strategis dan tetap memegang prinsip politik luar negeri bebas aktif dan pedoman non intervensi dalam urusan negara lain.Itulah ulasan mengenai 3 alasan Indonesia belum bergabung dengan BRICS.
Saat ini, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang kerap dikaitkan untuk segera bergabung dengan BRICS. Namun sejauh ini, Indonesia belum mengambil langkah keputusan atas hal tersebut. Kemungkinan ada 3 alasan Indonesia belum bergabung dengan BRICS. Berikut alasan Indonesia Belum Bergabung BRICS.
1. Indonesia Masih Menggunakan SWIFT World Bank
Sejauh ini Indonesia masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap nilai mata uang dolar AS. Meski beberapa tahun terakhir Indonesia telah melakukan beberapa upaya dedolarisasi atau mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.
Jika Indonesia bergabung dengan BRICS sudah dipastikan rupiah tidak akan lagi bergantung dengan naik turunnya nilai dolar. Terlebih BRICS kini dalam upaya dedolarisasi pengembangan sistem pembayaran global. Selain itu, BRICS juga berinisiatif untuk menantang dolar dengan adanya usulan mata uang bersama untuk blok ini. Nantinya, jika Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan BRICS, maka penggunaan SWIFT akan bergeser.
Hal ini menjadi salah satu fenomena yang cukup mengguncang ekonomi dunia, terlebih Indonesia saat ini termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kawasan Asia Tenggara.
2. BRICS Masih Belum Terlalu Kokoh
Banyak pakar yang mengatakan jika BRICS masih belum terlalu kokoh, meskipun BRICS berperan signifikan dalam perekonomian global, sejauh ini BRICS masih menghadapi berbagai tantangan dan masalah.
Salah satu permasalahan yang harus dipecahkan adalah mereka masih dihadapkan tantangan eksternal seperti "Perang Dagang" antara China dan AS yang telah memengaruhi stabilitas ekonomi global secara luas.
Selain itu BRICS juga kerap mengalami masalah internal seperti perseteruan antara Cina dan India yang diawali oleh bentrokan yang terjadi di perbatasan kedua negara tahun 2020 silam. Tak berhenti sampai di situ, persaingan ekonomi antara Afrika Selatan, Brasil dan Rusia juga masih dipertanyakan apakah BRICS mampu membentuk kekuatan bersama para negara pilarnya.
3. Indonesia Masih Melakukan Penilaian Menyeluruh
Sebagai negara yang masih belum memutuskan untuk bergabung dengan BRICS, Indonesia masih harus melakukan penilaian menyeluruh dengan menitikberatkan pada perbedaan ideologi, kebijakan luar negeri dan politik global.
Pasalnya, kehadiran BRICS memang bertujuan untuk mengurangi dominasi kekuasaan yang selama ini masih dipegang Barat. Dalam hal ini, Indonesia merupakan negara bisa dianggap netral. Indonesia dikenal memiliki hubungan baik dengan the Global South (negara berkembang di belahan bumi selatan dan the Global North (negara maju di belahan bumi utara yang berkorelasi dengan kekuasaan Barat).
Selain itu hubungan Indonesia dengan negara besar seperti Cina, Rusia, AS dan Australia berjalan sangat baik.Sehingga jika bergabung dengan BRICS Indonesia perlu memposisikan diri secara strategis dan tetap memegang prinsip politik luar negeri bebas aktif dan pedoman non intervensi dalam urusan negara lain.Itulah ulasan mengenai 3 alasan Indonesia belum bergabung dengan BRICS.
(nng)