China Coba Meredakan Ketakutan Ekonomi di Tengah Utang Jumbo Pengembang Properti
loading...
A
A
A
Pada hari Kamis, lalu waktu setempat, ada setengah lusin pembeli rumah duduk di luar pembangunan Country Garden yang sedang dibangun di Beijing di samping tanda yang mengatakan mereka sedangkan "memperjuangkan hak-hak mereka" selama 97 hari.
Pembeli rumah, yang duduk di bawah tenda dengan cuaca panas mencapai 31 C (89 F), menolak untuk berbicara dengan seorang wartawan. Akan tetapi seorang penjaga keamanan mengatakan, keluhan mereka terkait dengan proyek Country Garden di Malaysia.
Country Garden, yang sebelumnya dipandang sebagai salah satu pengembang China yang paling sehat secara finansial, menangguhkan perdagangan obligasinya di bursa China pada awal pekan lalu. Hal itu mengikuti proyeksi pekan lalu, dimana perusahaan memperingatkan bahwa kemungkinan bakal membukukan kerugian USD7,5 miliar untuk paruh pertama tahun 2023.
Di luar negeri, dampaknya "akan terbatas," kata Jennifer McKeown dari Capital Economics dalam sebuah laporan.
Investor asing menarik diri dari real estat China setelah default sebelumnya dan "pembuat kebijakan harus turun tangan untuk mencegah krisis di China," kata McKeown.
Real estat mendorong ledakan ekonomi China, tetapi pengembang meminjam dengan jumlah besar ketika mereka mengubah kota menjadi hutan apartemen dan menara perkantoran. Kondisi tersebut mendorong total utang perusahaan, pemerintah dan rumah tangga setara dengan lebih dari 300% dari output ekonomi tahunan, luar biasa tinggi untuk negara berpenghasilan menengah.
Setelah bertahun-tahun diperingatkan, pada akhirnya menyebabkan lembaga pemeringkat global memotong peringkat kredit pemerintah China pada tahun 2017. Selanjutnya partai yang berkuasa menekan utang real estat pada tahun 2020.
Dimana diberlakukan pengawasan yang dikenal sebagai "tiga garis merah" yang melarang pengembang dengan utang jumbo untuk meminjam dengan nilai besar demi melunasi obligasi dan pinjaman bank saat sudah jatuh tempo.
Pelemahan Industri real estat mempersulit upaya pemerintah pemimpin China, Xi Jinping untuk membalikkan kemerosotan ekonomi yang semakin dalam setelah rebound menyusul berakhirnya kebijakan keras pengendalian Covid-19.
Ekonomi tumbuh dengan kuat 2,2% dibandingkan kuartal sebelumnya pada periode Januari-Maret. Tapi kemudian turun menjadi hanya 0,8% dalam tiga bulan yang berakhir pada Juni. Sama dengan tingkat tahunan 3,2%, yang akan menjadi salah satu paling lemah dalam beberapa dekade.
Pembeli rumah, yang duduk di bawah tenda dengan cuaca panas mencapai 31 C (89 F), menolak untuk berbicara dengan seorang wartawan. Akan tetapi seorang penjaga keamanan mengatakan, keluhan mereka terkait dengan proyek Country Garden di Malaysia.
Country Garden, yang sebelumnya dipandang sebagai salah satu pengembang China yang paling sehat secara finansial, menangguhkan perdagangan obligasinya di bursa China pada awal pekan lalu. Hal itu mengikuti proyeksi pekan lalu, dimana perusahaan memperingatkan bahwa kemungkinan bakal membukukan kerugian USD7,5 miliar untuk paruh pertama tahun 2023.
Di luar negeri, dampaknya "akan terbatas," kata Jennifer McKeown dari Capital Economics dalam sebuah laporan.
Investor asing menarik diri dari real estat China setelah default sebelumnya dan "pembuat kebijakan harus turun tangan untuk mencegah krisis di China," kata McKeown.
Real estat mendorong ledakan ekonomi China, tetapi pengembang meminjam dengan jumlah besar ketika mereka mengubah kota menjadi hutan apartemen dan menara perkantoran. Kondisi tersebut mendorong total utang perusahaan, pemerintah dan rumah tangga setara dengan lebih dari 300% dari output ekonomi tahunan, luar biasa tinggi untuk negara berpenghasilan menengah.
Setelah bertahun-tahun diperingatkan, pada akhirnya menyebabkan lembaga pemeringkat global memotong peringkat kredit pemerintah China pada tahun 2017. Selanjutnya partai yang berkuasa menekan utang real estat pada tahun 2020.
Dimana diberlakukan pengawasan yang dikenal sebagai "tiga garis merah" yang melarang pengembang dengan utang jumbo untuk meminjam dengan nilai besar demi melunasi obligasi dan pinjaman bank saat sudah jatuh tempo.
Pelemahan Industri real estat mempersulit upaya pemerintah pemimpin China, Xi Jinping untuk membalikkan kemerosotan ekonomi yang semakin dalam setelah rebound menyusul berakhirnya kebijakan keras pengendalian Covid-19.
Ekonomi tumbuh dengan kuat 2,2% dibandingkan kuartal sebelumnya pada periode Januari-Maret. Tapi kemudian turun menjadi hanya 0,8% dalam tiga bulan yang berakhir pada Juni. Sama dengan tingkat tahunan 3,2%, yang akan menjadi salah satu paling lemah dalam beberapa dekade.