China Coba Meredakan Ketakutan Ekonomi di Tengah Utang Jumbo Pengembang Properti

Senin, 21 Agustus 2023 - 11:02 WIB
loading...
China Coba Meredakan...
Pemerintah China berusaha meyakinkan pembeli rumah yang gelisah setelah raksasa pengembang real estate melewatkan pembayaran utang bernilai miliaran dolar. Foto/Dok
A A A
BEIJING - Pemerintah China berusaha meyakinkan pembeli rumah yang gelisah setelah raksasa pengembang real estate melewatkan pembayaran utang bernilai miliaran dolar. Kondisi ini memicu kembali kekhawatiran tentang goyahnya keuangan industri properti dan dampaknya terhadap ekonomi China yang sedang berjuang menuju pemulihan.



Sementara itu belum ada indikasi masalah Country Garden bisa menyebar ke luar China, yang menutup sistem keuangannya dari arus modal global, kata para ekonom. Tetapi yang menjadi sorotan adalah kinerja industri di bawah tekanan untuk mengurangi lonjakan utang yang dipandang sebagai ancaman ekonomi.

Diterangkan ratusan pengembang kecil telah mengalami kebangkrutan, hingga menekan pertumbuhan ekonomi China. Babak baru krisis properti China adalah Country Garden, di mana sedikit banyak cipratan dari Evergrande Group, yang mencoba merestrukturisasi utang senilai lebih dari USD340 miliar kepada bank dan pemegang obligasi.



Kekhawatiran kemungkinan default Evergrande pada tahun 2021 sempat mengguncang pasar global, tetapi kemudian mereda usai bank sentral China mengatakan masalahnya terkendali dan Beijing akan menjaga pasar kredit tetap berfungsi. Pejabat bank sentral mengatakan pada bulan Maret, bahwa kondisi pembiayaan telah "meningkat secara signifikan".

Kini pasar keuangan terguncang ketika Country Garden Holdings Co. melewatkan dua pembayaran utang kepada pembeli obligasi sebesar USD22,5 juta berdenominasi dolar pada 6 Agustus. Mereka memiliki masa tenggang 30 hari sebelum dinyatakan default.

Seorang juru bicara pemerintah seperti dilansir AP, mencoba meyakinkan publik dan pasar keuangan, dengan mengatakan kondisinya membaik dan regulator mengendalikan utang. "Risiko perusahaan perumahan diperkirakan akan diselesaikan secara bertahap," kata Fu Linghui dari Biro Statistik Nasional.

Perubahan kebijakan "akan membantu meningkatkan kepercayaan pasar," kata Fu pada konferensi pers.

"Konsumsi perumahan dan kesediaan perusahaan perumahan untuk berinvestasi diperkirakan akan membaik secara bertahap," sambungnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1681 seconds (0.1#10.140)