Kadin: Pabrik Semen Rembang Hadang Gempuran Produksi Asing
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian Johnny Darmawan Danusasmita mengatakan, sudah sepatutnya operasional pabrik PT Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah, segera berlangsung.
Menurut Johnny, semua persyaratan kelayakan pabrik kini telah terpenuhi, seperti amdal dan izin lingkungannya, maka tidak ada alasan beroperasinya Semen Rembang terus ditunda.
"Kalau amdal dan izin lingkungannya sudah layak berarti (pabrik Semen Rembang) harus jalan dong. Kecuali kalau pemerintah mau terus-terusan ikuti rongrongan NGO itu," ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (6/3/2016).
Johnny mengungkapkan, penundaan operasional Semen Rembang yang semakin lama akan membuat beban biaya industri semakin bertambah. Hal itu tentu saja berpengaruh pada nilai investasi yang telah ditaruh.
"Penundaan mengeluarkan biaya. Semakin lama beroperasi Semen Rembang, tambah besar cost. Ini berdampak ke investasi. Jangan salah, tertunda sebulan saja pabrik semen itu ada cost yang harus dikeluarkan," ucapnya.
Johnny menyebutkan, pentingnya industri pabrik Semen Rembang segera beroperasi sebab berkaitan terhadap dukungan pembangunan infrastruktur yang kini sedang ditingkatkan. "Semen itu untuk pembangungan. Semua kan memerlukan semen untuk pembangunan. Membangun perbaikan infrastruktur jalan raya, jembatan dan lainnya," Johnny menuturkan.
Ditambah lagi, produksi Semen Rembang sebagai industri nasional guna mencukupi ketersediaan dan kebutuhan Indonesia yang kini amat ketat persaingannya dengan semen asing.
"Saingan semakin banyak dengan produksi semen asing. Produksi Semen Rembang harus digunakan untuk kebutuhan dalam negeri," ungkapnya.
Namun, Johnny menyatakan ke depan juga perlu disusun arah produksi semen nasional, seperti dari pabrik Semen Rembang dapat dialihkan untuk ekspor. Jika, ucap Johnny, telah dihitung kapasitas semen nasional melebihi atau tidak.
"Makanya Semen Rembang harus jalan terus. Ke depannya juga penting untuk mendukung ekspor," pungkasnya.
Menurut Johnny, semua persyaratan kelayakan pabrik kini telah terpenuhi, seperti amdal dan izin lingkungannya, maka tidak ada alasan beroperasinya Semen Rembang terus ditunda.
"Kalau amdal dan izin lingkungannya sudah layak berarti (pabrik Semen Rembang) harus jalan dong. Kecuali kalau pemerintah mau terus-terusan ikuti rongrongan NGO itu," ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (6/3/2016).
Johnny mengungkapkan, penundaan operasional Semen Rembang yang semakin lama akan membuat beban biaya industri semakin bertambah. Hal itu tentu saja berpengaruh pada nilai investasi yang telah ditaruh.
"Penundaan mengeluarkan biaya. Semakin lama beroperasi Semen Rembang, tambah besar cost. Ini berdampak ke investasi. Jangan salah, tertunda sebulan saja pabrik semen itu ada cost yang harus dikeluarkan," ucapnya.
Johnny menyebutkan, pentingnya industri pabrik Semen Rembang segera beroperasi sebab berkaitan terhadap dukungan pembangunan infrastruktur yang kini sedang ditingkatkan. "Semen itu untuk pembangungan. Semua kan memerlukan semen untuk pembangunan. Membangun perbaikan infrastruktur jalan raya, jembatan dan lainnya," Johnny menuturkan.
Ditambah lagi, produksi Semen Rembang sebagai industri nasional guna mencukupi ketersediaan dan kebutuhan Indonesia yang kini amat ketat persaingannya dengan semen asing.
"Saingan semakin banyak dengan produksi semen asing. Produksi Semen Rembang harus digunakan untuk kebutuhan dalam negeri," ungkapnya.
Namun, Johnny menyatakan ke depan juga perlu disusun arah produksi semen nasional, seperti dari pabrik Semen Rembang dapat dialihkan untuk ekspor. Jika, ucap Johnny, telah dihitung kapasitas semen nasional melebihi atau tidak.
"Makanya Semen Rembang harus jalan terus. Ke depannya juga penting untuk mendukung ekspor," pungkasnya.
(ven)