Kegelisahan Insan Pariwisata dengan Geliat Candi Borobudur

Jum'at, 17 Maret 2017 - 03:04 WIB
Kegelisahan Insan Pariwisata dengan Geliat Candi Borobudur
Kegelisahan Insan Pariwisata dengan Geliat Candi Borobudur
A A A
YOGYAKARTA - Geliat Candi Borobudur belakangan ini sangat terasa. Pendirian 20 desa wisata dengan fasilitas home stay masing-masing 20 kamar di setiap desa, pembatasan jam kunjung hingga jumlah pengunjung membuat insan pariwisata di Yogyakarta gelisah.

Ketua Asita Daerah Istimewa Yogyakarta, Udi Sudiyana mengungkapkan kekhawatiran mereka. Pengembangan Candi Borobudur dengan segala fasilitasnya mulai dari akses langsung dari Bandara baru, New Yogyakarta International Airport hingga pendirian desa wisata dan juga pembatasan kunjungan memang menimbulkan kekhawatiran. Karena Yogyakarta berpotensi kehilangan tamu menginap satu malam. "Kalau tidak diantisipasi, pasti akan terjadi," tuturnya, Kamis (16/3/2017).

Akses jalur langsung dari Bandara baru, NYIA memang membuat arus wisatawan menuju ke Candi Borobudur semakin cepat. Dengan demikian, ketika bandara baru jadi, wisatawan langsung menuju ke Borobudur. Dan menginap di seputaran candi yang merupakan salah satu dari keajaiban dunia.

Kekhawatiran wisatawan akan terkonsentrasi di Borobudur kian bertambah karena akan ada fasilitas menginap baru yang sangat representatif yaitu homestay yang ada di desa wisata. Bisa jadi, wisatawan tidak akan masuk ke Yogyakarta karena langsung ke destinasi lain setelah menginap di seputaran Borobudur.

Terkait dengan pembatasan kunjungan, Asita pasti akan mendukung. Asalkan, pembatasan jumlah pengunjung diatur dengan baik dan profesional. Menurutnya, hal tersebut cukup bagus karena pengunjung dapat menikmati candi dengan lebih mendalam dan leluasa. "Dengan demikian artinya wisatawan akan didapat," tambahnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4881 seconds (0.1#10.140)