Perjuangkan Nasib Petani Kendeng, Cak Imin Bakal Lobi Jokowi

Rabu, 22 Maret 2017 - 11:30 WIB
Perjuangkan Nasib Petani Kendeng, Cak Imin Bakal Lobi Jokowi
Perjuangkan Nasib Petani Kendeng, Cak Imin Bakal Lobi Jokowi
A A A
JAKARTA - ‎Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bakal memperjuangkan nasib petani Kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah‎. Pasalnya, seorang petani bernama Patmi yang menjadi peserta aksi semen kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta, meninggal dunia dini hari tadi.‎

Adapun cara yang akan dilakukan yakni berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Cak Imin akan berkomunikasi dengan presiden agar keputusan yang diambil secara hati-hati sehingga tidak merusak sumber air kehidupan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan‎ saat dihubungi wartawan, Rabu (22/3/2017).

Sebab, kata dia, Fraksi PKB melalui komisi VII DPR sudah menetapkan hati untuk berada di belakang petani Kendeng membela perjuangan yang pro kehidupan. ‎Legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Barat ini mengatakan, pegunungan Kendeng juga menjadi bahan baku pertanian atau sumber pangan nasional, selain sumber air bagi lima kabupaten.

Dia mengakui pabrik semen memang sangat penting. Namun, Daniel berharap agar pembangunannya harus di wilayah yang tepat dan tidak menghancurkan sumber air dan kehidupan bagi masyarakat setempat. "Memangnya kita ingin merampas dan menghancurkan sumber kehidupan tersebut?" paparnya.

Disamping itu, PKB ‎akan mengajak Aleta Baun alias Mama Aleta untuk bersama-sama memperjuangkan nasib petani Kendeng itu. Adapun Mama Aleta adalah seorang ibu rumah tangga berhasil memperoleh penghargaan Goldman Environmental Prize pada April 2013 di San Fransisco, Amerika Serikat, atas usahanya yang luar biasa dalam konservasi lingkungan di Gunung Mutis, Molo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Nanti PKB akan mengajak Mama Aleta mendampingi para petani. Kita bisa belajar dari Mama Aleta di NTT yang berjuang menyelamatkan Gunung Nausus, Molo yang ingin ditambang dengan menghancurkan sumber air di sana," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1899 seconds (0.1#10.140)