Ekonomi Memburuk, Biden Pede China Tak Berani Invasi Taiwan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan bahwa China tidak akan berani menginvasi Taiwan berskala penuh di tengah kemorosotan ekonomi. Perlambatan ekonomi China dianggap Biden tidak lagi menjadi sebuah ancaman serius.
Terlepas dari retorika dan manuver-manuver Beijing di Laut China Selatan, Biden mengatakan bahwa perlambatan ini akan mempengaruhi kemampuan Beijing untuk menguasai Taiwan yang telah diklaimnya sebagai wilayah kedaulatan selama beberapa dekade.
"Saya rasa ini tidak akan menyebabkan China menginvasi Taiwan," kata Biden di Hanoi dalam acara lawatannya ke Asia, dikutip The Telegraph, Senin (11/9/2023).
"Faktanya, justru sebaliknya. Ini mungkin tidak memiliki kapasitas yang sama seperti sebelumnya," tandas Biden.
Untuk mengekang pengaruh China di wilayah tersebut, AS dan Vietnam telah menyetujui sebuah pakta strategis, yang memperkuat hubungan antara kedua negara.
Biden yang menandatangani perjanjian tersebut dengan pemimpin Vietnam, Nguyen Phu Trong, mengatakan kesepakatan itu menandakan bahwa AS adalah negara Pasifik dan tidak akan pergi ke mana-mana.
"Ini adalah status baru yang lebih tinggi yang akan menjadi kekuatan bagi kemakmuran dan keamanan di salah satu wilayah paling penting di dunia," kata Biden.
Pokok dari perjanjian tersebut akan mendorong Vietnam sebagai pusat produksi semikonduktor sehingga melemahkan dominasi Beijing di sektor ini. Vietnam, yang telah memiliki kemitraan strategis dengan Rusia dan China, mengatakan bahwa perjanjian ini dipandang sebagai bagian dari diplomasi bambu untuk menyeimbangkan hubungannya dengan semua negara besar.
Hubungan antara Washington dan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir dengan pemerintah AS membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China pada bulan Februari di tengah-tengah perselisihan mengenai kemunculan balon-balon pengintai di atas wilayah AS.
Tak hanya itu, ada juga ketegangan dalam perdagangan terutama di bidang teknologi. Namun, pendekatan ini telah melunak dalam beberapa bulan terakhir dengan tokoh-tokoh pemerintahan senior termasuk Blinken dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengunjungi China. Namun, Biden berusaha menjelaskan pergeseran strategi tersebut.
"Sesungguhnya perjalanan ini bukan tentang membendung China. Saya tidak ingin mengurung China. Saya hanya ingin memastikan bahwa kita memiliki hubungan dengan China yang terus meningkat, yang sudah terukur, semua orang tahu apa maksudnya," katanya.
"Kami tidak ingin menyakiti China. Dengan tulus, kita semua akan lebih baik jika China mematuhi aturan internasional," tegas Biden.
Biden berharap dapat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping secepatnya. Sebagaimana diketahui, Xi tidak menghadiri KTT G20 di New Delhi. Biden mengecilkan ancaman China, dengan mengatakan bahwa negara ini sedang menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Pada awal tahun ini, Biden menyebut ekonomi China tinggal menunggu bow waktu.
Pemerintahan Biden telah diserang Partai Republik atas kebijakannya terhadap China, yang telah membuat beberapa anggota senior pemerintahan mengunjungi Beijing dalam beberapa bulan terakhir. Pada Juni, mereka mengutuk kebijakan Biden yang mengutus Blinken ke China, dan menuduh pemerintah telah merongrong keamanan nasional AS.
Terlepas dari retorika dan manuver-manuver Beijing di Laut China Selatan, Biden mengatakan bahwa perlambatan ini akan mempengaruhi kemampuan Beijing untuk menguasai Taiwan yang telah diklaimnya sebagai wilayah kedaulatan selama beberapa dekade.
"Saya rasa ini tidak akan menyebabkan China menginvasi Taiwan," kata Biden di Hanoi dalam acara lawatannya ke Asia, dikutip The Telegraph, Senin (11/9/2023).
"Faktanya, justru sebaliknya. Ini mungkin tidak memiliki kapasitas yang sama seperti sebelumnya," tandas Biden.
Untuk mengekang pengaruh China di wilayah tersebut, AS dan Vietnam telah menyetujui sebuah pakta strategis, yang memperkuat hubungan antara kedua negara.
Biden yang menandatangani perjanjian tersebut dengan pemimpin Vietnam, Nguyen Phu Trong, mengatakan kesepakatan itu menandakan bahwa AS adalah negara Pasifik dan tidak akan pergi ke mana-mana.
"Ini adalah status baru yang lebih tinggi yang akan menjadi kekuatan bagi kemakmuran dan keamanan di salah satu wilayah paling penting di dunia," kata Biden.
Pokok dari perjanjian tersebut akan mendorong Vietnam sebagai pusat produksi semikonduktor sehingga melemahkan dominasi Beijing di sektor ini. Vietnam, yang telah memiliki kemitraan strategis dengan Rusia dan China, mengatakan bahwa perjanjian ini dipandang sebagai bagian dari diplomasi bambu untuk menyeimbangkan hubungannya dengan semua negara besar.
Hubungan antara Washington dan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir dengan pemerintah AS membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China pada bulan Februari di tengah-tengah perselisihan mengenai kemunculan balon-balon pengintai di atas wilayah AS.
Tak hanya itu, ada juga ketegangan dalam perdagangan terutama di bidang teknologi. Namun, pendekatan ini telah melunak dalam beberapa bulan terakhir dengan tokoh-tokoh pemerintahan senior termasuk Blinken dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengunjungi China. Namun, Biden berusaha menjelaskan pergeseran strategi tersebut.
"Sesungguhnya perjalanan ini bukan tentang membendung China. Saya tidak ingin mengurung China. Saya hanya ingin memastikan bahwa kita memiliki hubungan dengan China yang terus meningkat, yang sudah terukur, semua orang tahu apa maksudnya," katanya.
"Kami tidak ingin menyakiti China. Dengan tulus, kita semua akan lebih baik jika China mematuhi aturan internasional," tegas Biden.
Biden berharap dapat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping secepatnya. Sebagaimana diketahui, Xi tidak menghadiri KTT G20 di New Delhi. Biden mengecilkan ancaman China, dengan mengatakan bahwa negara ini sedang menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Pada awal tahun ini, Biden menyebut ekonomi China tinggal menunggu bow waktu.
Pemerintahan Biden telah diserang Partai Republik atas kebijakannya terhadap China, yang telah membuat beberapa anggota senior pemerintahan mengunjungi Beijing dalam beberapa bulan terakhir. Pada Juni, mereka mengutuk kebijakan Biden yang mengutus Blinken ke China, dan menuduh pemerintah telah merongrong keamanan nasional AS.
(nng)