Hilirisasi MIND ID Dongrak Daya Saing RI
loading...
A
A
A
Untuk tembaga, dari bijih diolah menjadi konsentrat tembaga nilai tambahnya mencapai 95%. Sedangkan dari konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga nilai tambahnya naik lagi sekitar 5-7% menjadi 100%.
Nikel memang merupakan komoditas dengan jumlah cadangan terbesar di Indonesia. Data dari U.S. Geological Survey menyebutkan, cadangan nikel Indonesia menempati peringkat pertama yakni mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22% cadangan global. Produksi nikel Indonesia juga menempati peringkat pertama yakni sebesar satu juta ton.
Hilirisasi menjadi salah fokus pemerintah untuk mengakselerasi perekonomian nasional melalui penambahan nilai jual dari produk mentah menjadi setengah jadi ataupun produk jadi.
Riset McKinsey & Company, perusahaan konsultan manajemen bisnis global menyebut Indonesia berada di peringkat 1 sebagai produsen nikel terbesar di dunia, peringkat 2 produsen timah di dunia, peringkat 3 produsen batu bara, ranking 4 produsen bauksit, peringkat 10 produsen emas dan peringkat 12 konsentrat tembaga.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, peningkatan nilai tambah nikel sebagai salah satu komoditas mineral dapat mencapai 19 kali jika diolah menjadi bahan baku baterai.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan resmi yang dipublikasikan Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyebutkan, untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045, pemanfaatan dan optimalisasi komoditas mineral yang Indonesia miliki menjadi penting.
Pengolahan bahan mentah menjadi produk industri (hilirisasi) dan penerapan transformasi ekonomi menjadi salah satu kunci. Terlebih dengan meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis di pasar global.
MIND ID sendiri memegang mandat dari pemerintah untuk mengelola cadangan dan sumber daya strategis, hilirisasi, dan optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis. "MIND ID mengambil peran penting dalam pilar keberlanjutan. Grup MIND ID mengedepankan prinsip tata kelola pertambangan yang baik dan berkelanjutan," kata Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso dalam keterangan resmi.
Salah satu yang menjadi kunci dan fokus MIND ID saat ini adalah hilirisasi. Hilirisasi dan penguatan rantai pasok cadangan mineral yang ada mampu menjamin pertambangan yang sehat sekaligus memberikan nilai tambah bagi negara dan masyarakat.
Lewat proses pengolahan di dalam negeri, maka akan memberikan multiplier effect bagi seluruh sektor. Selain itu, pengembangan standar manajemen proyek dalam perusahaan terus dilakukan untuk mencapai hasil maksimal, salah satunya mampu melakukan akselerasi proyek berkualitas tinggi.
Nikel memang merupakan komoditas dengan jumlah cadangan terbesar di Indonesia. Data dari U.S. Geological Survey menyebutkan, cadangan nikel Indonesia menempati peringkat pertama yakni mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22% cadangan global. Produksi nikel Indonesia juga menempati peringkat pertama yakni sebesar satu juta ton.
Hilirisasi menjadi salah fokus pemerintah untuk mengakselerasi perekonomian nasional melalui penambahan nilai jual dari produk mentah menjadi setengah jadi ataupun produk jadi.
Riset McKinsey & Company, perusahaan konsultan manajemen bisnis global menyebut Indonesia berada di peringkat 1 sebagai produsen nikel terbesar di dunia, peringkat 2 produsen timah di dunia, peringkat 3 produsen batu bara, ranking 4 produsen bauksit, peringkat 10 produsen emas dan peringkat 12 konsentrat tembaga.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, peningkatan nilai tambah nikel sebagai salah satu komoditas mineral dapat mencapai 19 kali jika diolah menjadi bahan baku baterai.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan resmi yang dipublikasikan Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyebutkan, untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045, pemanfaatan dan optimalisasi komoditas mineral yang Indonesia miliki menjadi penting.
Pengolahan bahan mentah menjadi produk industri (hilirisasi) dan penerapan transformasi ekonomi menjadi salah satu kunci. Terlebih dengan meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis di pasar global.
Mengakselerasi Nilai Tambah Komoditas
Sebagai holding perusahaan tambang, yang memegang mandat dari pemerintah, MIND ID melaju dengan beragam program dan proyek yang digarap untuk memberikan nilai lebih bagi bangsa dan negara. Salah satu pilar penting yang diusung adalah keberlanjutan. Pilar ini memiliki keterkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya alam yang tetap menjaga kelestarian lingkungan, memberikan multiplier effect kepada masyarakat, serta menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.MIND ID sendiri memegang mandat dari pemerintah untuk mengelola cadangan dan sumber daya strategis, hilirisasi, dan optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis. "MIND ID mengambil peran penting dalam pilar keberlanjutan. Grup MIND ID mengedepankan prinsip tata kelola pertambangan yang baik dan berkelanjutan," kata Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso dalam keterangan resmi.
Salah satu yang menjadi kunci dan fokus MIND ID saat ini adalah hilirisasi. Hilirisasi dan penguatan rantai pasok cadangan mineral yang ada mampu menjamin pertambangan yang sehat sekaligus memberikan nilai tambah bagi negara dan masyarakat.
Lewat proses pengolahan di dalam negeri, maka akan memberikan multiplier effect bagi seluruh sektor. Selain itu, pengembangan standar manajemen proyek dalam perusahaan terus dilakukan untuk mencapai hasil maksimal, salah satunya mampu melakukan akselerasi proyek berkualitas tinggi.