Lawan Dolar AS, Kurs Rupiah Masih Lemas ke Level Rp15.355

Jum'at, 15 September 2023 - 16:35 WIB
loading...
Lawan Dolar AS, Kurs Rupiah Masih Lemas ke Level Rp15.355
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini, Jumat (15/9/2023) ditutup stagnan pada level Rp15.355 per USD, setelah sebelumnya menguat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini, Jumat (15/9/2023) ditutup stagnan pada level Rp15.355 per USD, setelah sebelumnya menguat. Pergerakan rupiah disinyalir masih dibayangi sentimen global dan domestik.



Sementara itu bila melihat data dari JISDOR BI (Bank Indonesia), kurs rupiah masih tak berdaya di posisi Rp15.367/USD. Rupiah terus melemah dibandingkan sesi kemarin yang bertengger ke Rp15.357 per USD.



Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dibayangi pertemuan penetapan kebijakan ECB terbaru. Meskipun bank sentral menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin ke rekor tertinggi pada hari Kamis, bank sentral juga mengisyaratkan bahwa ini kemungkinan akan menjadi kenaikan terakhirnya dalam perjuangannya selama lebih dari setahun melawan lonjakan inflasi.

"Bank sentral juga menaikkan prakiraan inflasi, yang kini diperkirakan akan turun lebih lambat menuju target 2% dalam dua tahun ke depan, sekaligus menurunkan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (15/9/2023).

The Fed akan mempertahankan sikap hawkish Dolar melonjak semalam setelah penjualan ritel AS mendapat dorongan dari harga bensin yang lebih tinggi, meningkat 0,6% pada bulan Agustus dibandingkan perkiraan kenaikan 0,2%, sementara harga produsen AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus.

Federal Reserve diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan, namun ketahanan perekonomian kemungkinan berarti bahwa bank sentral AS akan mengulangi sikap hawkishnya.

Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengumumkan bahwa mereka akan melakukan pemotongan kedua sebesar 25 basis poin terhadap rasio persyaratan cadangan bank pada tahun ini. Meskipun langkah tersebut bertujuan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi yang lemah, hal ini dapat memperburuk penurunan yuan yang sudah terpuruk karena suku bunga domestik semakin turun.

PBOC telah memberikan stimulus "sedikit demi sedikit", namun perekonomian masih menderita karena kurangnya kepercayaan konsumen. Namun indikator lain menunjukkan bahwa sebagian besar perekonomian China masih berada di bawah tekanan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0986 seconds (0.1#10.140)