Sambut Rating S&P, Sri Mulyani Ingin Pemerintah Bekerja Lebih Giat Lagi

Jum'at, 19 Mei 2017 - 19:39 WIB
Sambut Rating S&P, Sri Mulyani Ingin Pemerintah Bekerja Lebih Giat Lagi
Sambut Rating S&P, Sri Mulyani Ingin Pemerintah Bekerja Lebih Giat Lagi
A A A
JAKARTA - Kabar gembira berhembus dari New York, Amerika Serikat. Lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P) hari ini menaikkan peringkat investasi Indonesia dari BB+ menjadi BBB- dan menyematkan outlook rating Indonesia menjadi stabil (stable).

Rating S&P menandakan Indonesia sudah masuk jajaran negara yang layak investasi (investment grade). Pengakuan serupa sebelumnya dilakukan oleh dua lembaga pemeringkat lainnya: Fitch Rating dan Moody's, yang mendaulat peringkat Indonesia menjadi layak investasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut gembira kenaikan peringkat ini. "Kami akan jaga agar tetap dalam kondisi yang positif. Kami ingin outlook dari S&P berubah dari stable menjadi positive. Hasil ini menjadi pemicu bagi kami untuk bekerja lebih giat lagi," kata Sri Mulyani di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (19/5/2017).

Sri Mulyani mengatakan, S&P menaikkan peringkat Indonesia karena kinerja APBN mengalami perbaikan yang signifikan, baik dari sisi belanja maupun penerimaan. "Dari sisi belanja fokus pada belanja prioritas yang produktif. Dari sisi penerimaan melalui reformasi pajak memberikan dampak pada kepercayaan yang semakin baik".

Menkeu menambahkan, perbaikan tersebut menyebabkan terwujudnya stabilitas pengelolaan keuangan negara, bahkan dalam situasi di mana negara-negara di dunia mengalami tekanan yang berasal dari harga komoditas yang menyebabkan pelemahan ekspor dan impor.

S&P, menurut Sri Mulyani, juga menghargai pengelolaan utang Indonesia dan upaya pemerintah mengurangi defisit APBN. Hal itu memberikan kepercayaan pasar terhadap APBN. "Mereka juga melihat bagaimana pemerintah memperbaiki penerimaan perpajakan," tuturnya.

Perempuan asal Bandar Lampung ini menuturkan, S&P juga menilai bahwa desain APBN lebih realistis. Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan upaya pemerintah selama ini untuk membuat APBN sebagai instrumen yang kredibel, efektif, dan realistis.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5946 seconds (0.1#10.140)