Harga Dua Mata Uang Ini Diprediksi Meningkat Tajam di 2017

Kamis, 25 Mei 2017 - 18:28 WIB
Harga Dua Mata Uang Ini Diprediksi Meningkat Tajam di 2017
Harga Dua Mata Uang Ini Diprediksi Meningkat Tajam di 2017
A A A
NEW JERSEY - Masih ingat dengan peretas ransomware WannaCry pada dua pekan lalu, yang meminta uang tebusan bitcoin setara USD300? Mata uang digital Bitcoin yang mulai diperkenalkan pada 2009, terus mengalami nilai tukar yang menjulang sepanjang tahun 2017.

Melansir dari CNBC, Kamis (25/5/2017), data Coinmarketcap.com menyebut sepanjang tahun 2017 ada dua mata uang yang harganya bakal terus melesat. Yaitu Bitcoin dan Ether. Tahun ini saja, harga Bitcoin sudah naik dua kali lipat dan Ether terbang lebih dari 2.300%.

Pada 1 Januari 2017, harga bitcoin diperdagangkan di level USD1.003,25 dan pada Rabu kemarin sudah menembus USD2.377,32. Menurut CoinDesk, sepanjang tahun berjalan, Bitcoin sudah bullish lebih dari 137%.

Sedangkan mata uang digital lainnya, Ether telah meningkat dari USD8.24 pada 1 Januari 2017, kini mencapai level USD203,30 pada Kamis (25/5). Menurut data Coinmarketcap.com, kenaikan tersebut mencapai 2.367%.

Lantas apa yang menyebabkan harga Bitcoin melambung? Meningkatnya perdagangan di Jepang dan Korea Selatan menjadi salah satu pendorongnya. Bitcoin sendiri diperkenalkan oleh seseorang bernama Satoshi Nakamoto, meski sosok tersebut masih misterius hingga kini.

CryptoCompare mengatakan volume perdagangan dalam yen Jepang dan won Korea telah meningkat dan digabungkan mencapai 48,6% dalam perdagangan global. Kedua negara tersebut mengeluarkan undang-undang yang membolehkan pengecer di Jepang menerima Bitcoin sebagai mata uang legal. Inilah yang mendorong tingginya perdagangan Bitcoin.

“Masalah ketidakpastian politik global juga menjadi pemicu naiknya harga Bitcoin. Mata uang ini dianggap sebagai tempat yang aman bagi investor yang khawatir tentang ketidakstabilan politik global,” ujar CEO CryptoCompare Charles Hayter kepada CNBC, media yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat..

Sementara itu Ether berjalan pada sistem teknologi Ethereum, yang merupakan blockchain berbeda dengan Bitcoin. Mata uang Ether dirancang untuk mendukung apa yang disebut aplikasi kontrak cerdas.

Yaitu program komputer yang secara otomatis dapat menjalankan persyaratan kontrak saat kondisi tertentu telah terpenuhi. Misalnya Barclays, bank asal Inggris yang telah menggunakan bentuk teknologi ini dalam perdagangan derivatif.

Namun Ether berbeda dengan Bitcoin. Pertama, Ether dibentuk pada 2014, dimana saat itu jumlah mata uang Ether yang beredar setara USD18,6 miliar berbanding Bitcoin sampai USD39,2 miliar. Kedua, Ether fokus pada kontrak cerdas, sedangkan Bitcoin hanya fokus pada teknologi pembayaran. Hal ini pula yang membuat Ether mengantongi reli begitu banyak pada 2017.

Bitcoin hanya mendapat dukungan dari pemerintah dan investor tertentu, sedangkan Ether banyak didukung perusahaan yang ingin menggunakan teknologi ini dalam aplikasi kontrak cerdas.

Enterprise Ethereum Alliance (EEA) mengatakan mereka menghubungkan perusahaan besar ke vendor teknologi untuk menggunakan blockchain Ether. Perusahaan yang terlibat dalam peluncuran tersebut antara lain JP Morgan, Microsoft, dan Intel.

Bahkan, EEA mengumumkan saat ini ada 86 perusahaan yang bergabung dengan mereka untuk menggunakan Ether, sekaligus mengembangkan penggunaan mata uang digital.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7107 seconds (0.1#10.140)