Wall Street Akhir Pekan Terseret Kejatuhan Saham Teknologi

Sabtu, 10 Juni 2017 - 08:15 WIB
Wall Street Akhir Pekan Terseret Kejatuhan Saham Teknologi
Wall Street Akhir Pekan Terseret Kejatuhan Saham Teknologi
A A A
NEW YORK - Kejatuhan saham teknologi pada perdagangan akhir pekan kemarin waktu setempat telah menyeret komposit Nasdaq tenggelam cukup dalam. Wall Street yang pada beberapa hari lalu menyentuh rekor tertinggi harus berakhir variatif.

Sektor teknologi SPLRCT yang melonjak tahun ini dan memimpin pasar, ditutup anjlok 2,7%. Meski begitu sektor keuangan dan energi yang telah tertinggal jauh tahun ini mencatatkan penguatan. Sektor energi memperoleh tambahan 2,5% saat keuangan naik 1,9%.

Tercatat komposit Nasdaq turun 113,85 poin atau setara dengan 1,8% untuk berakhir pada level 6.207,92. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 89,44 poin atau 0,42% menjadi 21.271,97 dan indeks S & P 500 telah kehilangan 2,02 poin atau 0,08% ke posisi 2.431,77.

"Ini adalah rotasi sektor teknologi yang berpengaruh terhadap beberapa sektor lainnya," ucap Direktur Penjualan dan Perdagangan Themis Trader Mark Kepner. Beberapa saham yang melemah di antaranya Apple Inc (AAPL. O) usai turun 3,9% untuk menjadi pelemahan harian terbesar sejak April 2016, silam.

Saham lainnya yang mendapatkan tekanan adalah Facebook (FB.O) yang menyusut 3,3% dan menjadi penurunan terbesar sejak November 2016. Sedangkan saham alfabet (GOOGL. O) berakhir turun 3,4% menjadi hari terburuk sejak Juni 2016. Saham Microsoft Corp (MSFT.O) jatuh 2,3% saat pembuat chip komputer Nvidia (NVDA. O) berkurang 6,5% di posisi USD149.60.

Di sisi lain Investor juga masih memantau peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi pada pekan ini di Amerika Serikat dan Eropa. Pemilu dini di Inggris dan kesaksian mantan Direktur FBI James Comey pada tengah pekan kemarin sejauh ini belum mengganggu pasar saham.

Kalangan pengamat sendiri mengaku prihatin bahwa hasil sidang kongres kemungkinan dapat menggagalkan rencana Presiden AS Donald Trump untuk pemotongan pajak, pengeluaran fiskal serta pelonggaran aturan. Terbukti rencana tersebut sebelumnya telah membantu menaikkan S & P 500 mencapai 13,7% sejak pemilihan.

Fokus berubah menjadi menanti kebijakan Federal Reserve atau Bank Sentral AS yang dijadwalkan menggelar pertemuan pekan depan, ketika bank sentral AS sangat diharapkan untuk menaikkan suku bunga acuan. "Pasar mungkin mengharapkan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga, tetapi mereka akan sangat bertahap," kata Praveen.

Sekitar 8,7 miliar saham diperdagangkan pada bursa saham AS kemarin waktu setempat. Posisi ini jauh di atas rata-rata harian 6,7 miliar dalam 20 sesi perdagangan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4178 seconds (0.1#10.140)