Harga Minyak Dunia Menguat Saat Masih Dibayangi Banjir Pasokan

Senin, 12 Juni 2017 - 08:57 WIB
Harga Minyak Dunia Menguat Saat Masih Dibayangi Banjir Pasokan
Harga Minyak Dunia Menguat Saat Masih Dibayangi Banjir Pasokan
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada awal perdagangan hari ini, Senin (12/6/2017) menanjak naik, meski sebagian besar pelaku pasar bertaruh masih akan melanjutkan tren penurunan. Bahkan ketika pasar minyak internasional masih tetap kelebihan pasokan, terutama imbas pengeboran minyak AS yang tak kenal lelah.

Seperti dilansir Reuters tercatat harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan ke level USD48,44 per barel pada pukul GMT 01.01, atau bertambah mencapai sebesar 29 sen atau 0,6% dari sesi terakhir. Sementara harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD46,09 per barel, naik 26 sen atau 0,6%.

Para pelaku pasar mengatakan, bahwa kenaikan harga masih dibayangi tindakan spekulatif terkait investasi para pedagang ke minyak mentah berjangka dengan mengambil posisi jangka panjang. Sehingga akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga lebih lanjut.

Sebelumnya Brent dan WTI minyak mentah berjangka telah jatuh mencapai sekitar 10% di bawah level pembukaan pada 25 Mei, ketika kebijakan yang dipimpin Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memotong produksi diperpanjang. Saat seharusnya berakhir Juni tahun ini, pemotongan produksi terus berlangsung hingga 2018.

Sementara pasar keuangan tampaknya memiliki beberapa keyakinan bahwa harga akan tetap menanjak naik, meski pasar dibayangi banjir pasokan. Terutama karena kenaikan produksi minyak baru AS dan pengeboran minyak mereka.

Perusahaan energi AS telah menambahkan delapan rig minyak dalam satu pekan pada tanggal 9 Juni dengan total hingga 741. Penemuan ladang minyak baru telah mendorong output AS lebih dari 10% sejak pertengahan 2016, dengan produksi tembus 9,3 juta bpd.

Lembaga Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, ada kemungkinan kenaikan di atas 10 juta bpd tahun depan, untuk menantang ekportir seperti Arab Saudi. Melonjaknya produksi AS mengancam melemahkan upaya yang dipimpin oleh OPEC untuk memotong produksi hampir 1,8 juta bpd sampai kuartal pertama tahun 2018 sebagai upaya mengencangkan pasar dan menopang harga.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5403 seconds (0.1#10.140)