Kemajuan Teknologi Tak Dibarengi Aturan, Jokowi: Seperti Kejadian TikTok Shop

Selasa, 03 Oktober 2023 - 13:30 WIB
loading...
Kemajuan Teknologi Tak Dibarengi Aturan, Jokowi: Seperti Kejadian TikTok Shop
Jokowi mengatakan kemajuan teknologi harus diimbangi dengan aturan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan ecommerce berdampak pada UMKM dan pasar tradisional. Jokowi mengatakan bahwa pada pertemuan G20 India ada beberapa negara khawatir dengan kemajuan teknologi, salah satunya terkait kemunculan artificial intilegen (AI).



"Saya terakhir di G20 di India ada 6 negara menyampaikan dan khawatir sekali dengan yang namanya AI. Sekarang sudah muncul lagi generatif artificial intelligence," kata Jokowi dalam sambutannya pada Rakernas Korpri, di kawasan Ancol, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Jokowi menjelaskan bahwa yang ditakutkan yakni melesatnya teknologi saat ini, namun belum ada regulasi yang siap untuk digunakan. "Apa yang ditakutkan, teknologinya ini sudah melesat maju, regulasinya belum siap, belum ada, sudah kemana-mana," kata Jokowi.

Jokowi pun mengatakan seharusnya regulasi dipersiapkan seiring dengan kemajuan teknologi. Termasuk dalam hal ini pada e-commerce.

"Mestinya teknologi muncul, regulasinya disiapkan oleh birokrasi kita. Setiap muncul, siapkan. Kalau tidak engga siap, yang kena nanti seperti yang baru saja kejadian TikTok Shop. Bisa mengenai UKM kita, UMKM kita, mengenai pasar-pasar tradisional kita, hati-hati," kata Jokowi.

"E-commerce itu hati-hati. Bisa sangat baik, kalau regulasinya mendukung dan bisa menjadi sangat tidak baik kalau regulasinya tidak memberikan back up," tambahnya.

Maka dari itu, menurut Jokowi aturan tersebut juga menjadi tugas besar birokrasi di Indonesia termasuk ASN.



"Itu mestinya tugas-tugas besar birokrasi kita, ASN kita. Harus diubah orientasinya, tapi memang dimulai dari pusatnya dulu. Sistemnya, peraturannya, regulasinya memang agar orientasinya berubah. Karena kalau tidak, kita akan terjebak nantinya pada jebakan negara berpendapatan menegah, middle income trap," ungkapnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2336 seconds (0.1#10.140)