Dihantam Sanksi Barat, Rusia Diklaim Surplus Anggaran Rp102,6 Triliun
loading...
A
A
A
SOCHI - Rusia diklaim telah mampu bertahan dari tekanan sanksi Barat yang dimaksudkan untuk melumpuhkan pertumbuhan ekonominya, namun justru menjadikannya lebih kuat. Hal ini disampaikan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin di Sochi beberapa waktu lalu.
Pemimpin Rusia itu berpidato di sesi pleno pertemuan tahunan ke-20 Klub Diskusi Valdai, yang dihadiri oleh para ahli, politisi, diplomat, dan ekonom dari 42 negara.
"Secara umum, situasinya stabil. Kami telah mengatasi semua masalah terkait sanksi, dan telah memulai tahap berikutnya dari pembangunan (ekonomi) dengan basis baru, yang secara fundamental penting," kata Putin.
Ia juga menyoroti bahwa pembatasan perdagangan Barat pada dasarnya merestrukturisasi ekonomi Rusia dengan cara yang positif.
Menurut laporan seperti dilansir RT, pemerintah Rusia mencatatkan, surplus anggaran pada kuartal ketiga 2023 sebesar lebih dari USD6,6 miliar atau setara Rp102,6 triliun (Kurs Rp15.556 per USD). Meski begitu diproyeksi untuk tahun ini, bakal ada defisit sekitar 1%.
Defisit anggaran diperkirakan akan tetap pada tingkat yang sama pada tahun 2024 dan 2025. "Kami sedang mengatasi. Dan saya punya alasan untuk percaya bahwa kita akan mengatasinya di masa depan," kata Vladimir Putin.
Sementara itu data pengangguran di Rusia diklaim oleh Putin, mengalami penurunan ke rekor terendah 3%.
Putin menekankan bahwa, meskipun ada peningkatan pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan, pemerintah Rusia tidak menukar "mentega untuk senjata" dan semua kewajiban sosial dipenuhi. "Rusia juga sepenuhnya mandiri dalam pasokan makanan pokok," tambahnya.
Pemimpin Rusia itu berpidato di sesi pleno pertemuan tahunan ke-20 Klub Diskusi Valdai, yang dihadiri oleh para ahli, politisi, diplomat, dan ekonom dari 42 negara.
"Secara umum, situasinya stabil. Kami telah mengatasi semua masalah terkait sanksi, dan telah memulai tahap berikutnya dari pembangunan (ekonomi) dengan basis baru, yang secara fundamental penting," kata Putin.
Ia juga menyoroti bahwa pembatasan perdagangan Barat pada dasarnya merestrukturisasi ekonomi Rusia dengan cara yang positif.
Menurut laporan seperti dilansir RT, pemerintah Rusia mencatatkan, surplus anggaran pada kuartal ketiga 2023 sebesar lebih dari USD6,6 miliar atau setara Rp102,6 triliun (Kurs Rp15.556 per USD). Meski begitu diproyeksi untuk tahun ini, bakal ada defisit sekitar 1%.
Defisit anggaran diperkirakan akan tetap pada tingkat yang sama pada tahun 2024 dan 2025. "Kami sedang mengatasi. Dan saya punya alasan untuk percaya bahwa kita akan mengatasinya di masa depan," kata Vladimir Putin.
Sementara itu data pengangguran di Rusia diklaim oleh Putin, mengalami penurunan ke rekor terendah 3%.
Putin menekankan bahwa, meskipun ada peningkatan pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan, pemerintah Rusia tidak menukar "mentega untuk senjata" dan semua kewajiban sosial dipenuhi. "Rusia juga sepenuhnya mandiri dalam pasokan makanan pokok," tambahnya.
(akr)