Transaksi Karbon RI Kalahkan Bursa Tetangga, IDXCarbon Pede Pimpin Pasar Regional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Transaksi perdagangan kredit karbon melalui IDXCarbon lebih unggul dibandingkan bursa karbon negara tetangga.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan pihaknya cukup percaya diri IDXCarbon dapat menjadi pemimpin perdagangan kredit karbon di market regional.
"Kita patut optimis bursa karbon karbon RI bisa jadi leader market regional," kata Jeffrey, Jumat (13/10/2023).
Dari jumlah transaksi karbon selama periode sejak diluncurkan 26 September sampai 12 Oktober mencapai 459.970 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e).
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi transaksi bursa karbon Malaysia yang sejak 16 Maret sampai 12 Oktober mencapai 166.500 ton CO2e.
"Sementara Bursa Karbon Jepang di Tokyo Stock Exchange (TSE) yang baru launching selama 2 hari 11-12 Oktober ada transaksi 4.732 ton CO2e," papar Jeffrey.
Namun, terkait harga unit karbon di RI masih lebih rendah dari market Jepang. Jeffrey menyebut harga rata-rata unit karbon IDXCarbon mencapai USD4,44 per ton, sementara Jepang USD26,14 per ton. Adapun Malaysia masih di kisaran USD3,93 per ton.
IDXCarbon saat ini tengah fokus melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap para calon pengguna jasa karbon. Promosi juga digenjot untuk mempersiapkan potensial buyer baik dari dalam negeri maupun mancanegara yang ingin mengoffset emisinya.
"Sesuai koordinasi dengan KLHK dan OJK, pembeli di luar belum dibuka. Saat ini semua pengguna jasa masih perusahaan lokal, kita belum membuka untuk pembeli asing," tegasnya.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan pihaknya cukup percaya diri IDXCarbon dapat menjadi pemimpin perdagangan kredit karbon di market regional.
"Kita patut optimis bursa karbon karbon RI bisa jadi leader market regional," kata Jeffrey, Jumat (13/10/2023).
Dari jumlah transaksi karbon selama periode sejak diluncurkan 26 September sampai 12 Oktober mencapai 459.970 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e).
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi transaksi bursa karbon Malaysia yang sejak 16 Maret sampai 12 Oktober mencapai 166.500 ton CO2e.
"Sementara Bursa Karbon Jepang di Tokyo Stock Exchange (TSE) yang baru launching selama 2 hari 11-12 Oktober ada transaksi 4.732 ton CO2e," papar Jeffrey.
Namun, terkait harga unit karbon di RI masih lebih rendah dari market Jepang. Jeffrey menyebut harga rata-rata unit karbon IDXCarbon mencapai USD4,44 per ton, sementara Jepang USD26,14 per ton. Adapun Malaysia masih di kisaran USD3,93 per ton.
IDXCarbon saat ini tengah fokus melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap para calon pengguna jasa karbon. Promosi juga digenjot untuk mempersiapkan potensial buyer baik dari dalam negeri maupun mancanegara yang ingin mengoffset emisinya.
"Sesuai koordinasi dengan KLHK dan OJK, pembeli di luar belum dibuka. Saat ini semua pengguna jasa masih perusahaan lokal, kita belum membuka untuk pembeli asing," tegasnya.
(nng)