5 Alasan Penting Mengapa Pengangguran di Indonesia Harus Diturunkan

Rabu, 18 Oktober 2023 - 15:31 WIB
loading...
5 Alasan Penting Mengapa...
Ganjar Pranowo saat melepas peserta didik kelas XII di SMKN Kota Semarang. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengangguran , baik di negara maju maupun berkembang, merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi. Jika tidak, hal ini akan berdampak pada berbagai bidang, mulai dari perekonomian, sosial, hingga individu itu sendiri.

Tuna Karya atau yang biasa kita dengar sebagai pengangguran adalah sebutan bagi seseorang yang telah berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja, yaitu berumur 15 sampai 64 tahun, tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, menunggu proyek berikutnya, sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mempunyai pekerjaan. mulai bekerja atau seseorang yang berusaha mencari pekerjaan yang layak.

Pengangguran di Indonesia

Di bawah pemerintahan Orde Baru, pembangunan ekonomi menciptakan banyak lapangan kerja baru di Indonesia, sehingga membantu mengurangi tingkat pengangguran nasional. Sektor-sektor utama yang mengalami peningkatan lapangan kerja (sebagai pangsa terhadap total lapangan kerja di Indonesia) adalah sektor industri dan jasa, sedangkan sektor pertanian mengalami penurunan.

Pada tahun 1980-an, sekitar 55% angkatan kerja Indonesia bekerja di bidang pertanian, namun belakangan jumlah tersebut menurun hingga di bawah 40%. Namun, krisis keuangan Asia (Krisis moneter) yang terjadi pada akhir tahun 1990an merugikan pembangunan ekonomi Indonesia (untuk sementara waktu) dan menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia meningkat hingga lebih dari 20% persen dan jumlah pekerja yang terpaksa bekerja di bawah tingkat keterampilan mereka (underemployment) juga meningkat, sementara banyak orang yang menginginkan pekerjaan penuh waktu hanya dapat memperoleh pekerjaan paruh waktu.

Sementara itu, mayoritas angkatan kerja kehilangan pekerjaan di perkotaan karena krisis moneter yang terjadi pindah ke pedesaan dan berpartisipasi di sektor informal (khususnya pertanian). Meskipun Indonesia telah menikmati pertumbuhan makro ekonomi yang kuat sejak tahun 2000an (telah pulih dari krisis), sektor informal baik di perkotaan maupun pedesaan masih memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia.



Meskipun angka pastinya sulit ditentukan, diperkirakan sekitar 55 hingga 65 persen pekerjaan di Indonesia bersifat informal. Saat ini, sekitar 80% pekerjaan informal terkonsentrasi di daerah pedesaan, khususnya di sektor konstruksi dan pertanian.

Bekerja di sektor informal mempunyai risiko tertentu karena pekerja di sektor informal sering kali memiliki pendapatan yang lebih rendah dan tidak stabil. Selain itu, mereka tidak memiliki akses terhadap perlindungan dan layanan dasar. Pada saat yang sama, aliran keuangan di sektor informal tidak dikenakan pajak dan kegiatan informal tidak dapat dimasukkan dalam penghitungan produk nasional bruto (GNP) atau produk domestik bruto (PDB). Jadi pada dasarnya, sektor informal berdampak buruk bagi pekerja dan buruk bagi perekonomian.

Alasan Mengapa Angka Pengangguran Harus Diturunkan Angkanya

1. Imobilitas dari segi Geografis
Penyebab pengangguran di Indonesia adalah imobilitas geografis yang berarti sulitnya berpindah dari satu daerah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan. Terkadang, daerah tertinggal dan rumah yang jauh dari lapangan kerja menjadi kendala dalam mencapai impian mereka.
Terbatasnya biaya untuk mengadu nasib ke luar daerah juga bisa menjadi masalah serius bagi pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, pemerataan kesempatan kerja sangat diperlukan. Diperlukan solusi untuk mengatasi pengangguran jika terhalang seperti imobilitas geografis,

2. Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja
Penyebab pengangguran di Indonesia adalah ketidakseimbangan antara lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja yang terus meningkat setiap tahunnya. Persaingan yang ketat antara freshgraduate dengan orang-orang berpengalaman telah memunculkan fenomena baru: ketimpangan inilah yang terjadi.
Mahasiswa dan lulusan magister semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia sedikit dan tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat tersebut.
Ledakan jumlah penduduk di Indonesia mungkin menjadi salah satu penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia dengan banyaknya pengangguran lulusan muda yang menunggu pekerjaan.

3. Perubahan dari Struktural Perekonomian
Perubahan kebijakan seperti upah minimum akan mengubah jumlah pekerja yang dapat dibayar oleh perusahaan. Perubahan inilah yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran yang tidak bisa dihindari di Indonesia.

4. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menjadi penyebab pengangguran di Indonesia. Hal ini bisa terjadi ketika komputer atau robot seperti bot berbasis AI menggantikan pekerja asli. Sebagian besar pekerja tersebut memerlukan pelatihan tambahan sebelum mereka dapat menguasai pekerjaan baru di bidangnya. Penyebab pengangguran di Indonesia ini masih bisa diatasi jika calon pekerja mempunyai semangat belajar.

5. Pekerja Baru Memasuki Dunia Kerja
Penyebab pengangguran di Indonesia terjadi ketika tenaga kerja baru masuk ke dalam angkatan kerja. Ini termasuk siswa yang lulus dari sekolah menengah, perguruan tinggi, atau program pascasarjana. Mereka mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan kualifikasi baru mereka. Hal inilah yang menjadi penyebab generasi muda Indonesia menganggur.
Solusi perlu dihadirkan untuk mengusahakan turunnya angka pengangguran. Kita bisa ambil contoh dari program gagasan pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah di masa kepemimpinan mantan gubernur Jawa Tengah dua periode yang bakal menjadi Calon Presiden 2024 nanti, yaitu Ganjar Pranowo.

Program SMKN gratis ini diluncurkan Ganjar pada tahun 2014. Hingga saat ini, SMKN Jateng telah memiliki 1.837 lulusan. Wisudawan tersebut meliputi tiga SMK Jateng, yaitu SMK Jateng Semarang sebanyak 825 wisudawan, SMK Jateng Pati sebanyak 336 wisudawan, dan SMK Jateng Purbalingga sebanyak 676 wisudawan.

Tahun ini, SMK Jawa Tengah meluluskan 258 siswa di angkatan ke-tujuh yang tersebar di tiga kampus. Hingga 70 persen lulusan telah berintegrasi ke dunia kerja. Rinciannya, 113 wisudawan diterima bekerja, 22 wisudawan diterima kuliah, 35 wisudawan kursus bahasa Jepang untuk bekerja dan belajar di Jepang dan 10 wisudawan kursus belajar bahasa Jerman.



Tak berhenti di tiga sekolah, Ganjar menambah 15 SMK semiboarding di 15 kabupaten yang menerima siswa unggul dari keluarga tidak mampu. Terdapat 15 sekolah yang disebut SMK semiboarding karena 30 siswanya yang lulus ujian masuk masih belajar dengan siswa reguler meski di asrama.

Program SMKN gratis di Jawa Tengah (Jateng) yang dicanangkan calon presiden Ganjar Pranowo kemungkinan besar bisa diterapkan secara nasional. Pengamat pendidikan Doni Koesoema menyarankan agar calon presiden Ganjar mengevaluasi terlebih dahulu seluruh SMK di Indonesia jika menang pada 2024.

“Agar hanya yang benar-benar baik saja yang boleh beroperasi. SMK yang dilihat Pak Ganjar kebetulan adalah SMK bagus yang didukung industri. SMK di Kudus, misalnya, yang sudah bisa membuat animasi kelas dunia," ucap Doni menjelaskan kepada wartawan di Jakarta dikutip pada Kamis (12/10/2023)
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1742 seconds (0.1#10.140)