Fintech Lending Jadi Harapan Pelaku UMKM Kembangkan Usaha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia ( AFPI ) melakukan kunjungan ke sejumlah penerima manfaat fintech peer to peer lending atau pinjaman online ( pinjol ), di wilayah Jakarta, hari ini (18/10/2023).
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar menyampaikan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah wujud komitmen AFPI dan seluruh anggotanya dalam mendukung pertumbuhan sektor produktif. Salah satu tujuannya adalah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
“Ini jadi salah satu bukti bahwa fintech peer to peer lending banyak mengarah ke pengusaha muda, terutama UMKM. Kita terus berupaya membantu pengusaha yang ingin berkembang melalui bantuan modal dan inventory financing,” ujar Entjik di sela kunjungannya.
Menurut Entjik, kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional sangatlah besar. Untuk memaksimalkan peran tersebut, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan inklusi keuangan kepada pelaku UMKM melalui akses pendanaan yang inklusif dari fintech.
”Fintech lending adalah salah satu kunci untuk menjawab tantangan pendanaan yang selama ini terkadang jadi penghambat UMKM untuk berkontribusi lebih terhadap perekonomian nasional,” kata Entjik.
Hingga Agustus 2023, fintech pendanaan bersama telah menyalurkan dana sebesar Rp677,51 triliun. Tercatat, lebih dari 5,3 juta UMKM yang memiliki pinjaman aktif, dengan total outstanding sebesar Rp19,3 triliun.
Kehadiran pinjol dirasakan betul manfaatnya oleh para pelaku UMKM dalam negeri. Salah satunya adalah UMKM yang bergerak di bidang fashion retail. UMKM yang lini utamanya ini adalah sepatu, kini mampu bersaing dengan merk sepatu terkenal.
“Kami berterima kasih kepada asosiasi fintech karena sudah membangun ekosistem yang bagus. Jadi, kami sebagai UMKM punya opsi pendanaan yang lebih banyak,” tutur Putera Dwi Karunia, pendiri UMKM bidang fashion retail tersebut, saat menerima kunjungan AFPI.
Putera mengatakan, sebelum mendapat pendanaan fintech, perusahaan yang dirintisnya sejak 2010 lalu kerap kehilangan momen untuk meningkatkan penjualan karena modal yang digunakan relatif terbatas. Misalnya, ketika musim Lebaran atau promo-promo marketplace, dia justru kehilangan kesempatan karena stok barang yang terbatas.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar menyampaikan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah wujud komitmen AFPI dan seluruh anggotanya dalam mendukung pertumbuhan sektor produktif. Salah satu tujuannya adalah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
“Ini jadi salah satu bukti bahwa fintech peer to peer lending banyak mengarah ke pengusaha muda, terutama UMKM. Kita terus berupaya membantu pengusaha yang ingin berkembang melalui bantuan modal dan inventory financing,” ujar Entjik di sela kunjungannya.
Menurut Entjik, kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional sangatlah besar. Untuk memaksimalkan peran tersebut, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan inklusi keuangan kepada pelaku UMKM melalui akses pendanaan yang inklusif dari fintech.
”Fintech lending adalah salah satu kunci untuk menjawab tantangan pendanaan yang selama ini terkadang jadi penghambat UMKM untuk berkontribusi lebih terhadap perekonomian nasional,” kata Entjik.
Hingga Agustus 2023, fintech pendanaan bersama telah menyalurkan dana sebesar Rp677,51 triliun. Tercatat, lebih dari 5,3 juta UMKM yang memiliki pinjaman aktif, dengan total outstanding sebesar Rp19,3 triliun.
Kehadiran pinjol dirasakan betul manfaatnya oleh para pelaku UMKM dalam negeri. Salah satunya adalah UMKM yang bergerak di bidang fashion retail. UMKM yang lini utamanya ini adalah sepatu, kini mampu bersaing dengan merk sepatu terkenal.
“Kami berterima kasih kepada asosiasi fintech karena sudah membangun ekosistem yang bagus. Jadi, kami sebagai UMKM punya opsi pendanaan yang lebih banyak,” tutur Putera Dwi Karunia, pendiri UMKM bidang fashion retail tersebut, saat menerima kunjungan AFPI.
Putera mengatakan, sebelum mendapat pendanaan fintech, perusahaan yang dirintisnya sejak 2010 lalu kerap kehilangan momen untuk meningkatkan penjualan karena modal yang digunakan relatif terbatas. Misalnya, ketika musim Lebaran atau promo-promo marketplace, dia justru kehilangan kesempatan karena stok barang yang terbatas.