Harga Minyak Bergejolak di Dunia Arab Akan Jadi Masalah Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak ditutup lebih tinggi pada Kamis (20/10/2023), akibat serangan Israel di Gaza yang dikhawatirkan menjadi konflik regional.
Kontrak berjangka Brent untuk Desember ditutup naik 1%, atau 88 sen menjadi USD92,38 per barel sementara kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk November, yang akan berakhir pada hari Jumat, ditutup naik USD1,05, atau 1,2%, pada USD89,37 per barel.
Truk-truk bantuan Mesir bergerak mendekati satu-satunya penyeberangan ke Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel namun masih belum bisa dilewati meskipun ada permintaan dari Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan bantuan tersebut.
"Harga minyak bergejolak dan berpotensi untuk terus meningkat terutama di dunia Arab. Ini adalah sebuah masalah besar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, dikutip Reuters, Jumat (20/10/2023).
Tak hanya konflik Timur Tengah, harga minyak juga di dorong setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menaikkan suku bunga yang dapat memperlambat ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Fed menetapkan probabilitas 39% dengan kenaikan pada bulan Desember tetapi hanya ada peluang 6% untuk kenaikan pada bulan November, menurut FedWatch Tool CME Group.
Kontrak berjangka Brent untuk Desember ditutup naik 1%, atau 88 sen menjadi USD92,38 per barel sementara kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk November, yang akan berakhir pada hari Jumat, ditutup naik USD1,05, atau 1,2%, pada USD89,37 per barel.
Truk-truk bantuan Mesir bergerak mendekati satu-satunya penyeberangan ke Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel namun masih belum bisa dilewati meskipun ada permintaan dari Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan bantuan tersebut.
"Harga minyak bergejolak dan berpotensi untuk terus meningkat terutama di dunia Arab. Ini adalah sebuah masalah besar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, dikutip Reuters, Jumat (20/10/2023).
Tak hanya konflik Timur Tengah, harga minyak juga di dorong setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menaikkan suku bunga yang dapat memperlambat ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Fed menetapkan probabilitas 39% dengan kenaikan pada bulan Desember tetapi hanya ada peluang 6% untuk kenaikan pada bulan November, menurut FedWatch Tool CME Group.
(nng)