Innovating Jogja 2020 Tumbuhkan IKM Kerajinan dan Batik di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta kembali menggelar program Innovating Jogja 2020. Tujuannya, untuk Membangun Industri kecil menengah (IKM) kerajinan dan batik ditengah Pandemi Covid-19.
“Untuk memacu lahirnya industri baru di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) bersama BBKB selaku unit pelayanan teknis di bawah kami, kembali melaksanakan kegiatan Innovating Jogja,” kata Kepala BPPI Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2019, jumlah IKM batik di wilayah Yogyakarta sebanyak 1.195 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja hingga 5.771 orang.
Nilai produksi dari sektor IKM batik di Yogyakarta mencapai lebih dari Rp300 miliar. “Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang memilki ekosistem industri kerajinan dan batik yang cukup kuat,” ujar Doddy.
Doddy mengungkapkan, pihaknya melalui Balai-Balai Besar dan Baristand Industri yang tersebar di seluruh Indonesia terus mendorong lahirnya hasil-hasil litbang yang dapat diterapkan secara langsung oleh masyarakat dan pelaku industri. (Baca juga: Hampir 10 Ribu Santri Digembleng Jadi Wirausahawan )
"Misalnya, melalui kegiatan Inkubasi Innovating Jogja, para peserta dapat memanfaatkan fasilitas litbang dan layanan jasa yang dimiliki oleh BBKB serta pendampingan teknis dan manajemen usaha yang diberikan oleh para mentor," jelas Doddy.
Dalam program ini, ada beberapa tenant Innovating Jogja yang produknya meningkat di tengah Pandemi. Djadi Batik misalnya, memiliki usaha produksi batik dengan gaya Korea yang digemari generasi muda, yaitu pakaian batik dengan desain hanbok dengan kombinasi bahan plastik, sehingga bisa berfungsi sebagai hazmat yang cantik. (Baca juga: Louis Vuitton Merilis Koleksi Musim Panas dengan Rasa Batik )
Omzet Djadi Batik mengalami peningkatan sebesar 50% di masa pandemi. Kemudian ada juga, Ramundi yang memproduksi pakaian bayi dari bahan batik, juga mengalami peningkatan omset sebesar 70% dengan strategi packaging yang menarik dan pemasaran online.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
“Untuk memacu lahirnya industri baru di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) bersama BBKB selaku unit pelayanan teknis di bawah kami, kembali melaksanakan kegiatan Innovating Jogja,” kata Kepala BPPI Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2019, jumlah IKM batik di wilayah Yogyakarta sebanyak 1.195 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja hingga 5.771 orang.
Nilai produksi dari sektor IKM batik di Yogyakarta mencapai lebih dari Rp300 miliar. “Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang memilki ekosistem industri kerajinan dan batik yang cukup kuat,” ujar Doddy.
Doddy mengungkapkan, pihaknya melalui Balai-Balai Besar dan Baristand Industri yang tersebar di seluruh Indonesia terus mendorong lahirnya hasil-hasil litbang yang dapat diterapkan secara langsung oleh masyarakat dan pelaku industri. (Baca juga: Hampir 10 Ribu Santri Digembleng Jadi Wirausahawan )
"Misalnya, melalui kegiatan Inkubasi Innovating Jogja, para peserta dapat memanfaatkan fasilitas litbang dan layanan jasa yang dimiliki oleh BBKB serta pendampingan teknis dan manajemen usaha yang diberikan oleh para mentor," jelas Doddy.
Dalam program ini, ada beberapa tenant Innovating Jogja yang produknya meningkat di tengah Pandemi. Djadi Batik misalnya, memiliki usaha produksi batik dengan gaya Korea yang digemari generasi muda, yaitu pakaian batik dengan desain hanbok dengan kombinasi bahan plastik, sehingga bisa berfungsi sebagai hazmat yang cantik. (Baca juga: Louis Vuitton Merilis Koleksi Musim Panas dengan Rasa Batik )
Omzet Djadi Batik mengalami peningkatan sebesar 50% di masa pandemi. Kemudian ada juga, Ramundi yang memproduksi pakaian bayi dari bahan batik, juga mengalami peningkatan omset sebesar 70% dengan strategi packaging yang menarik dan pemasaran online.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(ind)