Tantangan Komoditas Kopi di Era Perubahan Iklim Dunia

Selasa, 24 Oktober 2023 - 17:56 WIB
loading...
Tantangan Komoditas...
Phillip Nova Pte, sebuah perusahaan perdagangan kontrak berjangka dan komoditas ternama dari Singapura yang turut menjadi pembicara di Indonesia Coffee Summit 2023 (ICS 2023) di Jakarta. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Cuaca yang tidak menentu, curah hujan yang tidak teratur, badai, atau kekeringan berkepanjangan yang disebabkan perubahan iklim mengakibatkan ‘kejutan sistematik’ bagi harga komoditas kopi dunia. Belum lagi, adanya persebaran hama dan penyakit, serta praktik bertani yang tidak lagi sesuai juga akan berdampak pada keberlanjutan produksi kopi .

Perubahan iklim adalah realitas yang tidak dapat dihindari di zaman ini, sebuah fenomena global yang mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan lingkungan. Salah satu industri yang paling terkena dampak perubahan ini adalah industri kopi ,” ujar Executive Director dari Phillip Nova Pte, Thair Hussain sebuah perusahaan perdagangan kontrak berjangka dan komoditas ternama dari Singapura yang turut menjadi pembicara di Indonesia Coffee Summit 2023 (ICS 2023) di Jakarta.



Peneliti kopi ternama di Indonesia yang telah diakui dunia, Surip Mawardi mengungkapkan, perubahan iklim ini diawali oleh global warming atau pemanasan global. “Dimulai dari abad ke-19, suhu Bumi sudah naik 1-1,6 derajat Celcius dan diperkirakan akan meningkat menerus,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, bahwa kenaikan suhu ini dapat merembet mempengaruhi berbagai aspek seperti kelembaban, curah hujan, hingga tekanan udara semuanya dapat berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi.



Lebih jauh dari itu, berbeda jenis biji kopi juga memiliki kerentanan terhadap suhu temperatur yang berbeda pula. Biji kopi Arabika mempunyai batas toleransi fotosintesis di suhu 25 derajat celcius. Lebih dari itu, tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. Sementara biji kopi Robusta lebih kuat dan mampu bertahan di suhu 30 derajat celcius.

“Semakin panas suhu, artinya hama dan penyakit makin mudah untuk berkembang. Untuk pengaruh angin, makin kencang, maka menyebabkan keguguran daun. Dan kelembapan juga dapat memacu perkembangan hama,” ujar dia.

ICS 2023 juga turut mendatangkan Judith Ganes, seorang analis komoditi ternama di dunia. Ia memaparkan, bahwa perubahan iklim dunia juga mengakibatkan perlunya lebih banyak varietas kopi yang tahan terhadap penyakit.

“Para petani juga khawatir akan kekurangan tenaga kerja dan meningkatnya biaya input. Dan pada saat yang sama, terjadi perubahan cuaca yang lebih ekstrem yang mengganggu siklus pertumbuhan,” tukasnya.

Mengetahui tantangan tersebut, Surip Mawardi mengusulkan dua pendekatan strategi. Pertama adalah adaptasi, yaitu dengan mengembangkan varietas biji Arabika terbaru yang mampu bertahan di perubahan iklim juga mengembangkan spesies biji Liberica yang mampu tumbuh di pantai atau gambut tipis.

Kedua adalah partisipasi, yaitu butuhkan aksi kolektif yang mampu mengurangi emisi karbon. Surip juga mengajak agar para pemain di ekosistem kopi mulai memperhatikan emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas bisnisnya.

ICS adalah event tahunan mencakup konferensi, workshop, kompetisi, festival, business matching, hingga pameran, yang menjadi wadah bagi para pelaku ekosistem kopi dari hulu petani), tengah (roaster, trader, eksportir, importir, dan lain-lain), supporting (perlengkapan, mesin, dll) hingga hilir (industri, kedai kopi, dll).

Event tahunan yang digelar oleh KopiKita.id (PT Demi Kopi Indonesia) ini mengusung misi untuk terus memperbaiki ekosistem kopi Indonesia sehingga lebih baik dan berdaya saing global. #ICS2023 mengusung 18 event selama tiga hari, 21-23 Oktober 2023, di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.

Berbagai event tersebut antara lain: konferensi internasional: Coffee in the Era of Climate Change, peluncuran buku “Kedai Kopi di Nusantara”, ajang penghargaan “Indonesia Coffee Heroes Award”, Coffee Tubruk Championship, Traditional Coffee Pairing Competition, Coffee Photography Competition.

#ICS2023 juga menghadirkan kolaborasi kopi dengan atraksi seni-budaya seperti: Coffee x Music, Coffee x Film, Coffee x Poetry, Coffee x Visual Art, Coffee x Jamu, dan Coffee x Mindfulness, dan sebagainya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.140)