Mengenal Soft Saving, Tren Gen Z tentang Menabung dan Masa Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Soft saving belakangan banyak diadopsi sejumlah kalangan anak muda, khususnya Gen Z. Istilah tersebut mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang.
Menabung merupakan salah satu aktivitas yang memberikan banyak manfaat. Dengan menyisihkan pendapatan dalam nominal tertentu, uang tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan lain di masa depan.
Bagi sebagian orang, mereka memiliki prinsip untuk bekerja keras dan menabung sebanyak-banyaknya. Tujuannya adalah agar bisa hidup nyaman dan damai ketika pensiun kelak.
Prinsip demikian sejatinya tidak salah. Memikirkan kebutuhan masa depan yang belum pasti, uang tabungan atau simpanan tersebut bisa meminimalisir hal-hal tidak terduga di kemudian hari.
Namun, tren ini ternyata mendapat pandangan berbeda dari sejumlah anak muda. Sebagai tandingannya, mereka memilih untuk menggunakan cara bertajuk ‘Soft Saving’.
Soft saving bisa diartikan sebagai aktivitas menabung sedikit untuk masa depan serta lebih banyak menggunakan uang di masa kini. Hal ini berbeda dengan prinsip di atas yang mengharuskan bekerja keras dan menabung sebanyak mungkin untuk masa depan.
Mengutip laman MoneyTalk, Rabu (25/10/2023), survei Intuit menunjukan sebagian Gen Z meragukan prinsip ‘Bekerja keras dan menabung sebanyak-banyaknya untuk masa depan’. Dalam hal ini, mereka ragu memiliki banyak uang saat pensiun di tengah tantangan ekonomi yang terus berlangsung.
Melihat berbagai solusi, ada salah satu yang cukup menarik, yaitu bekerja dan menabung dengan lebih cerdas. Jadi, mereka tetap menabung, hanya saja nominalnya lebih sedikit dan dilakukan secara perlahan.
Nah, kondisi inilah yang memunculkan istilah 'Soft Saving’. Menabung lebih sedikit untuk masa depan dan lebih banyak menggunakan uang di masa sekarang.
Lebih jauh, soft saving telah menjadi bagian dari tren “soft life” yang juga sebelumnya didorong oleh Gen Z. Istilah tersebut merujuk pada aktivitas untuk lebih berfokus pada kualitas hidup dengan tingkat stres lebih sedikit.
Menurut CEO GetSure Rikin Shah, meningkatnya popularitas tren soft living atau soft saving di kalangan Gen Z mencerminkan pergeseran pola pikir mereka. Terutama pada aspek pendekatan keuangan pribadi yang lebih seimbang dari para pendahulunya.
Jadi, bisa dipahami bahwa istilah soft saving ini merujuk pada perilaku seseorang yang menyisihkan lebih sedikit pendapatan untuk masa depan dan menggunakan lebih banyak uang untuk masa kini.
Menabung merupakan salah satu aktivitas yang memberikan banyak manfaat. Dengan menyisihkan pendapatan dalam nominal tertentu, uang tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan lain di masa depan.
Bagi sebagian orang, mereka memiliki prinsip untuk bekerja keras dan menabung sebanyak-banyaknya. Tujuannya adalah agar bisa hidup nyaman dan damai ketika pensiun kelak.
Prinsip demikian sejatinya tidak salah. Memikirkan kebutuhan masa depan yang belum pasti, uang tabungan atau simpanan tersebut bisa meminimalisir hal-hal tidak terduga di kemudian hari.
Namun, tren ini ternyata mendapat pandangan berbeda dari sejumlah anak muda. Sebagai tandingannya, mereka memilih untuk menggunakan cara bertajuk ‘Soft Saving’.
Apa Itu Soft Saving?
Soft saving bisa diartikan sebagai aktivitas menabung sedikit untuk masa depan serta lebih banyak menggunakan uang di masa kini. Hal ini berbeda dengan prinsip di atas yang mengharuskan bekerja keras dan menabung sebanyak mungkin untuk masa depan.
Mengutip laman MoneyTalk, Rabu (25/10/2023), survei Intuit menunjukan sebagian Gen Z meragukan prinsip ‘Bekerja keras dan menabung sebanyak-banyaknya untuk masa depan’. Dalam hal ini, mereka ragu memiliki banyak uang saat pensiun di tengah tantangan ekonomi yang terus berlangsung.
Melihat berbagai solusi, ada salah satu yang cukup menarik, yaitu bekerja dan menabung dengan lebih cerdas. Jadi, mereka tetap menabung, hanya saja nominalnya lebih sedikit dan dilakukan secara perlahan.
Nah, kondisi inilah yang memunculkan istilah 'Soft Saving’. Menabung lebih sedikit untuk masa depan dan lebih banyak menggunakan uang di masa sekarang.
Lebih jauh, soft saving telah menjadi bagian dari tren “soft life” yang juga sebelumnya didorong oleh Gen Z. Istilah tersebut merujuk pada aktivitas untuk lebih berfokus pada kualitas hidup dengan tingkat stres lebih sedikit.
Menurut CEO GetSure Rikin Shah, meningkatnya popularitas tren soft living atau soft saving di kalangan Gen Z mencerminkan pergeseran pola pikir mereka. Terutama pada aspek pendekatan keuangan pribadi yang lebih seimbang dari para pendahulunya.
Jadi, bisa dipahami bahwa istilah soft saving ini merujuk pada perilaku seseorang yang menyisihkan lebih sedikit pendapatan untuk masa depan dan menggunakan lebih banyak uang untuk masa kini.
(okt)