Baru Beroperasi Dua Bulan, Performa LRT Jabodebek Makin Loyo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Divisi LRT Jabodebek mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih menemui kendala dalam mengoperasikan LRT. Padahal moda transportasi ini sudah memasuki operasional selama hampir dua bulan.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan, kendala yang dihadapi saat ini terkait dengan sarana kereta, yakni pada bagian roda kereta yang mengalami keausan.
Kuswardoyo menyebutkan ada 18 trainset yang kondisi rodanya sudah mengalami keausan. Dua trainset masih proses perbaikan, kemudian dua trainset lainya tahap penyesuaian terkait pintu kereta dengan sarananya. Kini pihaknya hanya mengoperasikan 9 trainset.
"Jadi problem yang paling besar saat ini adalah terkait dengan kondisi sarana," katanya dikutip, Kamis (26/10/2023).
Kuswardoyo mengatakan bahwa kondisi 9 trainset yang dioperasikan saat ini juga sudah mendekati masuk bengkel. Pasalnya, trainsetnya sudah berjalan sejauh 14.000-15.000 km.
"Sementara di LRT sendiri, 20.000 km dia sudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di dinas kita tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausan. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
Pihak LRT kini memutuskan untuk menurunkan kecepatan laju LRT Jabodebek hingga 50%. Langkah itu dilakukan guna mengurangi tingkat gesekan yang mengakibatkan keausan pada roda kereta.
"Kita kurangi 50% ya kalau 80 km hanya jadi 40 km tidak di semua titik. Ada di beberapa titik saja di antaranya Stasiun Kampung Rambutan-TMII, Stasiun TMII-Cawang, Stasiun Dukuh Atas-Setiabudi, Stasiun Kuningan-Pancoran, dan Stasiun Halim-Cawang," katanya.
"Selain mengurangi kecepatan, kami juga membuat semacam alat spray yang bisa menembakkan oli secara otomatis," tambahnya.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan, kendala yang dihadapi saat ini terkait dengan sarana kereta, yakni pada bagian roda kereta yang mengalami keausan.
Kuswardoyo menyebutkan ada 18 trainset yang kondisi rodanya sudah mengalami keausan. Dua trainset masih proses perbaikan, kemudian dua trainset lainya tahap penyesuaian terkait pintu kereta dengan sarananya. Kini pihaknya hanya mengoperasikan 9 trainset.
"Jadi problem yang paling besar saat ini adalah terkait dengan kondisi sarana," katanya dikutip, Kamis (26/10/2023).
Kuswardoyo mengatakan bahwa kondisi 9 trainset yang dioperasikan saat ini juga sudah mendekati masuk bengkel. Pasalnya, trainsetnya sudah berjalan sejauh 14.000-15.000 km.
"Sementara di LRT sendiri, 20.000 km dia sudah terkena keausan antara 4-8 mm. Nah, standar atau aturan di dinas kita tidak boleh mencapai 8 mm tingkat kausan. Jadi rata-rata di LRT itu ketika dia sudah mencapai 5-6 mm, akan kita bubut," katanya.
Pihak LRT kini memutuskan untuk menurunkan kecepatan laju LRT Jabodebek hingga 50%. Langkah itu dilakukan guna mengurangi tingkat gesekan yang mengakibatkan keausan pada roda kereta.
"Kita kurangi 50% ya kalau 80 km hanya jadi 40 km tidak di semua titik. Ada di beberapa titik saja di antaranya Stasiun Kampung Rambutan-TMII, Stasiun TMII-Cawang, Stasiun Dukuh Atas-Setiabudi, Stasiun Kuningan-Pancoran, dan Stasiun Halim-Cawang," katanya.
"Selain mengurangi kecepatan, kami juga membuat semacam alat spray yang bisa menembakkan oli secara otomatis," tambahnya.
(uka)