Boeing Klaim Kemenangan Atas Airbus Soal Sengketa Subsidi

Selasa, 05 September 2017 - 11:40 WIB
Boeing Klaim Kemenangan Atas Airbus Soal Sengketa Subsidi
Boeing Klaim Kemenangan Atas Airbus Soal Sengketa Subsidi
A A A
SEATTLE - Perusahaan raksasa pembuat pesawat asal Amerika Serikat (AS) yakni Boeing mengklaim, telah meraih kemenangan atas perselisihannya dengan rival mereka dari Eropa, Airbus. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) disebutkan telah menolak bahwa Boeing menerima bantuan dari pemerintah dalam membangun pesawat terbaru 777X.

"WTO telah menolak atas klaim lainnya yang tak berdasar oleh Uni Eropa," ucap pihak Boeing dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC, Selasa (5/9/2017). Namun lain lagi menurut Airbus yang menyatakan permainan masih jauh dari selesai ketika masih ada keluhan lain atas dugaan subsidi yang masih harus diselesaikan.

Seperti diketahui dua produsen pesawat dunia tersebut telah terlibat perseteruan selama bertahun-tahun terkait serangkaian sengketa di WTO yang berbasis di Jenewa. Tahun lalu, WTO didukung Uni Eropa mengeluhkan bahwa Boeing mendapat kemudahan pajak untuk situs fasilitas produksi di Washington State.

AS, bertindak atas nama Boeing, mengambil keputusan banding dan mengamankan kemenangan di WTO. Sedangkan menurut Airbus, Washington state telah memberi Boeing pajak senilai sekitar USD9 miliar yang diyakini cukup untuk menutup impor. Namun penjelasan Boeing mengutarakan kemudahan pajak tidak lebih dari USD1 miliar.

Komite banding WTO kini telah memutuskan bahwa pajak tidak secara eksplisit mencegah perdagangan bebas, serta menghapus dari pelarangan yang dikenal dengan sebutan larangan subsidi. Namun sengketa perdagangan atas keduanya belum selesai.

Brussels dan Washington masih memiliki dua besar kasus tertunda di WTO, terkait pada beberapa klaim dan kontra klaim tentang subsidi ilegal untuk industri penerbangan masing-masing dari mereka. Penasihat Umum Boeing, Michael J. Luttig, mengatakan dalam sebuah pernyataan mengatakan, terbaru dari klaim palsu Airbus dan para sponsor pemerintah sekarang telah ditolak oleh WTO.

"Uni Eropa dan Airbus, sementara itu, terus gencar melanggar aturan WTO dan harus menghilangkan subsidi ilegal besar-besaran. WTO mengatakan satu tahun yang lalu tidak ditangani, atau risiko sanksi AS terhadap ekspor Eropa," sambungnya.

Airbus, yang memperkirakan telah kehilangan USD100 miliar dalam penjualan karena subsidi Boeing, mengutarakan subsidi ilegal Boeing masih berlaku dan perlu dihapus. "Permainan masih jauh dari selesai," ungkap pihak Airbus.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3053 seconds (0.1#10.140)