INACA Ungkap 3 Tantangan yang Membebani Industri Penerbangan Indonesia

Kamis, 02 November 2023 - 20:04 WIB
loading...
INACA Ungkap 3 Tantangan...
Industri penerbangan nasional dihadapkan pada 3 tantangan, Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Indonesia National Air Carrier Association ( INACA ) mengungkapkan bahwa terdapat tiga tantangan yang dihadapi industri penerbangan di Indonesia. Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan, tiga tantangan tersebut perlu mendapatkan perhatian serius seluruh stakeholder penerbangan.



Pasalnya, bisnis penerbangan nasional pada tahun 2023 telah mengalami pemulihan pascakrisis akibat pandemi Covid-19. Bahkan diperkirakan lalu lintas penumpang domestik pada tahun 2023 mencapai 74,7 juta atau 94% dari tahun 2019 dan lalu lintas penumpang internasional berjumlah 28 juta atau 75% dari tahun 2019.

"Namun ada tiga tantangan yang saat ini dihadapi dan perlu mendapat perhatian serius oleh stakeholder. Pertama terkait sistem importasi suku cadang (spareparts) pesawat, kedua harga bahan bakar avtur yang cenderung naik, dan ketiga perbaikan tarif penerbangan,” katanya di Park Hyatt, Kamis (2/11/2023).

INACA meyakini bahwa bisnis penerbangan Indonesia akan segera pulih. Cepat atau lambatnya pemulihan bisnis penerbangan nasional bergantung pada cara stakeholder penerbangan nasional menyikapi tantangan-tantangan tersebut.

Menurut Denon, jumlah permintaan jasa penerbangan saat ini cenderung naik, tetapi jumlah pesawat yang beroperasi justru turun. Kondisi itu salah satunya karena proses importasi spareparts pesawat yang membutuhkan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Akibatnya banyak pesawat yang perlu waktu lama dirawat dan tidak bisa segera dioperasikan.

Selain itu, harga avtur yang cenderung naik karena kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Palestina juga memengaruhi biaya operasional penerbangan. Biaya avtur mencapai 36% dari total biaya operasi penerbangan (total operating cost/ TOC) sehingga naik turunnya harga avtur berpengaruh pada total TOC.

Denon menjelaskan, terkait bahan bakar pesawat, selain memperbaiki harga avtur, juga perlu dipikirkan mengenai penggunaan bahan bakar berkelanjutan (sustainable aviation fuel/ SAF) di operasional pesawat.



"Selama tahun 2023 INACA telah melakukan advokasi dan kegiatan lain untuk turut menyelesaikan tantangan tersebut dalam rangka mempercepat momentum pemulihan bisnis penerbangan nasional. Kami telah bekerja sama dengan stakeholder lain baik di dalam maupun luar negeri seperti Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Perhubungan, dan kementerian lain, juga pabrikan pesawat Boeing, Airbus, Embraer, Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional (IATA) dan yang lainnya,” lanjut Denon.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2425 seconds (0.1#10.140)