Seperti Pejabat Kebanyakan, Arilangga Sebut Ekonomi Indonesia Tak Separah Negara Lain

Kamis, 06 Agustus 2020 - 00:14 WIB
loading...
Seperti Pejabat Kebanyakan, Arilangga Sebut Ekonomi Indonesia Tak Separah Negara Lain
Foto/OkeZone
A A A
JAKARTA - Berdasarkan angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (5/8), ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 terkontraksi sebesar 5,32% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2020 dibandingkan dengan semester I-2019 terkontraksi 1,26% .

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan, negatifnya ekonomi Indonesia tidak separah jika dibandingkan dengan negara lain, meski sama-sama dipengaruhi oleh pandemi Covid-19.

“Di seluruh dunia maupun di Indonesia, penyebaran wabah Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Dampak krisis kesehatan memberikan efek domino terhadap aspek sosial, ekonomi, serta keuangan seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka membatasi penyebaran wabah,” tutur Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (5/8/2020) ( Tenang, Baru Sekali Kontraksi Resesi Ekonomi Belum Brojol )

Dia melanjutkan kontraksi tersebut juga dialami sebagian besar negara di dunia. Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, dan Singapura merupakan beberapa negara yang dinyatakan sudah masuk ke dalam jurang resesi. Negara-negara tersebut mengalami angka pertumbuhan negatif di triwulan II tahun 2020, setelah sebelumnya terkontraksi di triwulan pertama.

“Keterbatasan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial dan fisik, sangat berdampak terhadap faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Airlangga.

Dia menambahkan, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar pertumbuhan mengalami kontraksi cukup dalam akibat pembatasan aktivitas di luar rumah. Pengaturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa provinsi dan kabupaten/kota membuat aktivitas ekonomi terhenti dan masyarakat kemudian membatasi pengeluarannya untuk kesehatan serta makanan dan minuman. Kontraksi konsumsi rumah tangga ini menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1646 seconds (0.1#10.140)