Pernah Punya Valuasi Rp705 Triliun, WeWork Kini Bangkrut

Selasa, 07 November 2023 - 11:40 WIB
loading...
Pernah Punya Valuasi...
WeWork yang pernah memiliki valuasi Rp705 triliun mengajukan kebangkrutan di pengadilan federal New Jersey, AS. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Pernah berjaya dengan valuasi pada tahun 2019 bernilai USD47 miliar atau sekitar Rp705 triliun, perusahaan berbagi kantor (co-working) WeWork kini mengalami kebangkrutan. Perusahaan mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di pengadilan federal New Jersey pada hari Senin (6/11).

Perusahaan dalam keterangan resminya yang dilansir CNBC menyebutkan, pengajuan kebangkrutan terbatas pada lokasi WeWork di AS dan Kanada. Perusahaan juga melaporkan kewajiban berkisar antara USD10 miliar hingga USD50 miliar.

"Saya sangat berterima kasih atas dukungan pemangku kepentingan keuangan kami saat kami bekerja sama untuk memperkuat struktur permodalan dan mempercepat proses ini melalui Perjanjian Dukungan Restrukturisasi," kata CEO WeWork David Tolley dalam siaran pers. "Kami tetap berkomitmen untuk berinvestasi pada produk, layanan, dan tim karyawan kelas dunia untuk mendukung komunitas kami," tambahnya.



WeWork telah mengalami salah satu keruntuhan perusahaan paling spektakuler dalam sejarah AS selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, WeWork memiliki sebesar USD47 miliar dalam putaran yang dipimpin oleh SoftBank milik Masayoshi Son, perusahaan tersebut mencoba dan gagal untuk go public lima tahun lalu.

Keruntuhannya dimulai saat pandemi dimana banyak perusahaan tiba-tiba mengakhiri sewa mereka, dan kemerosotan ekonomi yang terjadi setelahnya menyebabkan semakin banyak klien yang menutup usahanya. Hal ini diungkapkan perusahaan dalam pengajuan peraturan pada bulan Agustus bahwa kebangkrutan dapat menjadi perhatian.

WeWork memulai debutnya melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus pada tahun 2021 tetapi sejak itu kehilangan sekitar 98% nilainya. Perusahaan ini pada pertengahan Agustus mengumumkan pemecahan saham terbalik (reverse stock split) 1 banding 40 agar sahamnya diperdagangkan kembali di atas USD1, sebuah persyaratan untuk mempertahankan pencatatannya di Bursa Efek New York.

Saham WeWork telah jatuh ke level terendah sekitar 10 sen dan diperdagangkan pada sekitar 83 sen sebelum saham tersebut dihentikan pada Senin lalu.



Mantan CEO dan salah satu pendiri WeWork Adam Neumann mengatakan bahwa pengajuan kebangkrutan tersebut mengecewakan. "Merupakan tantangan bagi saya untuk mengamati dari pinggir lapangan sejak tahun 2019 karena WeWork gagal memanfaatkan produk yang lebih relevan saat ini dibandingkan sebelumnya,” kata Neumann dalam sebuah pernyataan kepada CNBC. “Saya yakin, dengan strategi dan tim yang tepat, reorganisasi akan memungkinkan WeWork bangkit dengan sukses.”

Baru-baru ini pada bulan September, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka telah secara aktif menegosiasikan ulang sewa dan “akan tetap ada.” Perusahaan ini memiliki hampir USD16 miliar kewajiban sewa jangka panjang. Perusahaan ini menyewakan ruang kantor seluas jutaan kaki persegi di 777 lokasi di seluruh dunia.

WeWork telah mempekerjakan Kirkland & Ellis dan Cole Schotz sebagai penasihat hukum. PJT Partners akan bertindak sebagai bank investasinya, dengan dukungan dari C Street Advisory Group dan Alvarez & Marsal.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)